Kenapa Membuat Film Pendek?


Membuat film, baik itu film pendek maupun film panjang adalah sebuah pekerjaan yang membutuhkan cinta dan dedikasi, kegilaan dan petualangan. Kenapa membuat film pendek? Membuat film pendek bisa jadi untuk:
  1. Pengalaman – Sebuah pengalaman dengan mengumpulkan sebuah team untuk membuat cerita dalam film.
  2. Showreel – mengejar karir dalam pembuatan film dan juga untuk menunjukkan keahlian membuat film. Membuat film pendek agar mendapatkan funding untuk membuat film panjang.
  3. Partnership – terjun langsung ke dalam sebuah organisasi untuk berkolaborasi dalam sebuah projeck. Bisa juga untuk menarik seseorang (produser, sutradara, penulis ternama) untuk menolong meningkatkan profil pembuatan film atau untuk meningkatkan profil perusahaan.
  4. Mewujudkan ide – berusaha mewujudkan ide menjadi sebuah film atau mewujudkan ide untuk sebuah film panjang dengan membuat film dalam skala pendek. Bisa juga eksplorasi teknik pembuatan film. Mewujudkan sebuah ide yang hanya bisa dilakukan untuk film pendek.
  5. Uang – mencoba membuat film dengan budget untuk membayar kru film. Biasanya jarang terjadi dalam pembuatan film pendek. Mendapatkan uang dari film pendek sangat jarang terjadi tetapi bukan tidak mungkin. Di Indonesia, film pendek belum menjadi sebuah industri.

Sumber

Tip Praktis Bikin Film Pendek

 
Pengin ikutan kompetisi film pendek? Tapi, sudah pasti susah mengerjakannya.  Apalagi, kita belum berpengalaman dan nggak punya modal besar. Ini nih, pikiran yang mesti dibuang jauh-jauh. Jangan sampai kita menyerah sebelum mencoba. Asalkan niat, nggak susah kok bikin film pendek. Simak langkah-langkahnya, berikut ini:

  • Bentuk tim produksi. Untuk film pendek, idealnya 3-6 orang. Kemampuan membuat film bukanlah hal utama. Yang penting adalah menemukan anggota yang benar-benar niat bikin film dan mau belajar. 
  • Bagi-bagi tugas. Pekerjaan yang paling penting adalah sutradara, penulis naskah, juru kamera dan editor. Oh iya, jabatan tersebut bisa dirangkap. Malah, kadang tim produksi juga merangkap sebagai talent (pemain).
  • Baca & browsing. Cari informasi tentang pembuatan film, job desc tim produksi, sampai cara menggunakan kamera serta teknik mengambil gambar. Pengetahuan bertambah dan ilmunya bisa langsung dipraktekkan ketika membuat film.
  • Buka mata untuk mencari ide. Ide bisa datang dari mana saja, bahkan hal yang paling sederhana sekalipun. Tantangannya adalah memastikan bahwa ide tersebut kreatif dan menarik.
  • Perencanaan & riset. Bikin timeline pengerjaan film, yang berisi jadwal penyelesaian naskah, waktu shooting, editing dan sebagainya. Ini supaya kerja kita efektif dan efisien. Selain itu, biasakan melakukan riset sebelum shooting. Misalnya, datang ke lokasi dan mencari spot yang pas untuk pengambilan gambar. Ini akan membantu banget di hari-H.
  • Kerahkan “Modal”. Berhubung filmnya low budget, jadi kita mesti kreatif memutar otak untuk memanfaatkan sumber daya yang ada. Misalnya, minta tolong teman-teman untuk jadi talent. Terus, cari pinjaman perlengkapan shooting, seperti kamera, wardrobe, properti dan sebagainya.
Selamat bikin film! 

Sumber

Jangan Takut Membuat Film!!!

http://b.vimeocdn.com/ps/281/713/2817133_300.jpg 
Sebuah karya lahir karena diciptakan. Tidak ada karya tanpa pencipta, yang ada adalah pencipta yang tak sadar bahwa ia telah berkarya. Seorang seniman tidak akan bisa dilepaskan dari realita, apa pun yang terjadi dan sekecil apapun realita itu adalah bagian yang memengaruhi karya-karyanya. Walaupun ada yang mengatakan bahwa karya yang lahir adalah buah dari imajinasi semata, perlu juga diingat bahwa imajinasi adalah bukti konkret dari keberadaan realitas.
Salah satu interpretasi yang muncul dari realitas adalah karya film, baik itu yang berbentuk dokumenter maupun film cerita yang kini banyak digemari oleh masyarakat kita, baik bagi orang desa maupun kota. Orang desa dapat menangkap gambaran realitas yang ada dikota melalui film-film yang menampilkan kehidupan kota. Sebaliknya orang kota dapat menyelami kehidupan desa melalui film-film yang mengambil latar pedesaan. Melalui karya film, sebuah realita dapat dikemas, disajikan dan lalu dinikmati oleh siapa pun.
Terlepas dari manipulasi realita yang tidak bisa dimungkiri sering dilakukan dalam sebuah karya film, adanya sebuah realita yang ditampilkan adalah bukti konkret bahwa sang pembuat film tidak melepaskan realita yang terjadi di sekitarnya.
Indie ataupun independen sering diartikan sebagai kemandirian atau mandiri, dan jika kita berpacu pada pengertian tersebut, maka independen memiliki ruang untuk adanya kebebasan. Kebebasan dalam berkarya.
“Kebebasan” yang dimaksud dalam kata indie itu mengartikan bahwa film ini memberikan kebebasan bagi para pembuatnya dalam mengimplementasikan keinginan, skill ataupun konsepnya sendiri. Tanpa ada embel-embel yang berupa titipan ataupun tuntutan pihak lain, seperti titipan produser ataupun atasan, tuntutan pasar, dsb., film yang lahir benar-benar menampilkan keorisinalan karya pembuatnya.
Film indie adalah sebuah tawaran bagi seniman film untuk menampilkan idenya sendiri dengan bebas dan ekspresif tanpa adanya kontaminasi tuntutan ataupun titipan pihak lain. Seniman yang dimaksud dapat berkarya dengan penuh emosi dan memaksimalkan buah pemikirannya sendiri.
Ekplorasi Pemikiran
Eksplorasi pemikiran saya artikan sebagai pendayagunaan kemampuan berpikir untuk melahirkan sebuah ide ataupun buah pemikiran yang maksimal, tanpa adanya paksaan ataupun tekanan baik secara psikologis maupun materiil.
Seperti yang sering disinggung oleh banyak pakar khususnya dibidang kesehatan dan kedokteran bahwa daya pikir manusia memiliki kekayaan yang begitu besar. Alangkah besarnya karya pemikiran yang akan lahir jika manusia yang bersangkutan dapat memaksimalkan daya pikirnya sendiri. Begitu pula dalam sebuah karya film, lahirnya sebuah film besar dan sukses tentunya diawali dari proses eksplorasi pemikiran dari si empunya ide film yang bersangkutan.
Film indie yang notabene menjadi tren ataupun genre yang disukai khususnya kaum muda adalah salah satu ajang yang tepat untuk melakukan proses eksplorasi pemikiran, karena dengan posisi atau umur yang masih muda, terutama yang belum terkontaminasi banyak permasalahan dalam hidup, pemikiran yang lahir akan sangat memungkinkan untuk dieksplorasi secara maksimal.
Adanya kekebasan dalam mengeksplorasi pemikiran dalam film indie kemudian memicu lahirnya warna baru dalam kancah perfilman khususnya dinegara kita. Hal ini bisa kita lihat khususnya dalam karya-karya film mahasiswa yang umumnya masih idealis dan berorientasi pada kepuasan gagasan, tanpa terlalu jauh memikirkan aspek keuntungan secara materil.
Dalam karya film mahasiswa seperti yang saya dan rekan-rekan —Jurnalistik Unisba angkatan 2003—, dalam pembuatan film yang kami beri judul “Mail-Box”, ide cerita dibuat sendiri, soundtrack film yang diciptakan serta diaransemen sendiri, tokoh film yang diperankan sendiri, teknis lapangan yang dikerjakan sendiri (tim film) serta finansial pun banyak keluar dari uang sendiri. Walaupun sebagian didukung dari dana fakultas, selebihnya kita menambalnya dari sponsor yang kita cari sendiri.
Hal ini tentu dialami oleh rekan-rekan mahasiswa lain dan para sineas indie pada umumnya. Aspek kepuasan dalam berkarya adalah hal yang diutamakan maka dalam film indie kebebasan ide mutlak menjadi salah satu tuntutan yang harus dipenuhi.
Film indie sebagai sarana ekplorasi pemikiran adalah salah satu solusi untuk mewadahi kreatifitas, khususnya sineas-sineas muda yang masih mencari jati diri, secara eksistensi ataupun karier, dan dengan adanya sarana tersebut maka tidak ada alasan lagi kalau karunia kemampuan berpikir yang dimiliki tidak di ekpslorasi secara maksimal, apalagi kaum muda memang dituntut untuk lebih peka terhadap realita yang berkembang di sekitarnya.
Tentunya kita akan lebih bangga jika karya yang kita buat adalah hasil kerja keras sendiri. Setuju?

Sumber

10 Tips Membuat Film Pendek

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFA3rA6YkFJ1kiNkF-nFA1iQG3u_g1ykz3T3N7en8rHHRjlNx8l1Ve1aPFU91PSMnUQNzcaDOWVop_G8oDeNxUEvWQJTCHVz9gdjXePalHabmTD6al3KK8iuZto4DahOO83ycLoQFM_2c/s1600/shortfilm.jpg 

Film pendek merupakan primadona bagi para pembuat film indepeden. Selain dapat diraih dengan biaya yang relatif lebih murah dari film cerita panjang, film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa. Meski tidak sedikit juga pembuat film yang hanya menganggapnya sebagai sebuah batu loncatan menuju film cerita panjang.

Membuat film kita lebih OK!.
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang harus kita perhatikan dalam membuat film pendek. Dengan mengikuti langkah-langkah yang akan diuraikan ini, maka kita dapat mengurangi beberapa hal yang tidak seharusnya kita lakukan. Meskipun begitu, ini merupakan saran-saran saja, dan dapat dikembangkan berdasarkan keahlian dan pengalaman. Take a look..


1. Apakah film Anda layak ditonton
Sebelum semuanya dimulai, maka selayaknya kita bertanya: apakah semua orang pasti menonton film yang akan kita buat ?. Jawabnya, No!. Artinya tidak semua orang �pasti� akan menonton film kita. Sebelum menulis skenarionya, mari tanyakan kepada diri sendiri terlebih dahulu; mengapa orang harus menonton film yang akan kita buat.


2. Jangan mulai produksi tanpa adanya budget
Film, meskipun sederhana sangat membutuhkan biaya!. Besar biaya memang tidak terbatas, bisa besar bisa kecil. Dengan membuat prakiraan biaya (budget), maka kita akan lebih tahu apa yang harus kita lakukan dengan uang yang dimiliki. Produksi tanpa budget menyebabkan rencana-rencana tidak bisa diprediksi. Apalagi jika uang yang tersedia tidak mencukupi, bisa-bisa film yang sedang dikerjakan tidak selesai-selesai.


3. Minta persetujuan pihak-pihak yang terlibat
Sebelum shooting dilakukan, ada baiknya meminta persetujuan tertulis dari pihak-pihak yang terlibat didalam film, seperti aktor/aktris, music director, artwork, sponsor, atau siapa saja yang ingin berkontribusi. Bereskan dulu semua ini!. Karena kalau memintanya saat shooting dimulai, maka �kemangkiran-kemangkiran� dari pihak-pihak tersebut akan terasa sulit dimintakan pertanggung jawabannya. Maka, do it Now!.


4. Buatlah film pendek memang pendek!
Penulis naskah dan/atau sutradara harus bisa memenuhi standar yang menyatakan bahwa sebuah film adalah film pendek. Bertele-tele dalam penyajiannya akan membuat penonton bosan. Jika itu film pendek..maka harus pendek. Meskipun sulit, tapi memang harus begitu. Standar film pendek adalah maksimal berdurasi 30 menit!.


5. Jika memakai aktor yang tidak professional, maka lakukan casting
Tidak lepas kemungkinan film pendek dibintangi oleh aktor/aktris yang tidak professional (amatir). Ini sih wajar-wajar saja. Apalagi mereka (mungkin) tidak dibayar. Tapi untuk memilih karakter-karakter pemain yang sesuai, wajib melakukan pemilihan peran (casting). Jangan memilih orang sembarangan apalagi casting baru akan lakukan beberapa saat menjelang shooting. Berbahaya!.


6. Tata suara sebaik-baiknya
Tata suara yang buruk pada kebanyakan film pendek (meskipun memiliki konsep cerita menarik) menyebabkan tidak nyaman ditonton. Gunakan perangkat pendukung tata suara seperti boom mike untuk mendapatkan hasil yang baik. Kalau gak punya, beli atau pinjam aja


7. Yakin OK saat shooting, jangan mengandalkan post-production
Saat ini semua film kebanyakan dikerjakan dengan kamera digital. Maka tidak sulit untuk memeriksa apakah semua hasil shooting sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua! frame dialog, tata suara, pencahayaan atau apa saja. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan ?. Sangat penting; periksa setelah shooting, bukan pada saat paska produksi.


8. Hindari pemakaian zoom saat shooting
Kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi zooming. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan dolly, camera glider, atau lakukan cut and shoot!. 


9. Hindari pemakaian efek yang tidak perlu
Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai film dengan alarm hitungan mundur (ringing alarm clock), transisi yang berlebihan seperti dissolves/wipe, dan credit titles yang panjang. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan. 


10. Hindari shooting malam di luar ruang
Suasana gelap adalah musuh utama kamera (camcorder). Pengambilan gambar diluar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan color correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan noise dan kualitas gambar menjadi drop. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Tidak akan mengganggu cerita toh?.