Konspirasi Zionis Dalam Perfilman di Indonesia ; Bagian Dari Media Liberalisme Islam di Layar Lebar























Belum lama ini terjadi kehebohan seputar isu penarikan atau pemberhentian pemutaran Film Asing terutama dari Hollywood di Indonesia.
Isu penghentian suply Film Asing ke Indonesia, tentu saja mencengangkan banyak pihak, terutama para pelaku film, pecinta sinema, hingga para pelaku yang bergelut di dunia layar lebar. Spontan isu ini melebar menjadi topik-topik perbincangan hangat di kalangan pemerhati film.
Budayawan sekaligus pemain film Sujiwo Tedjo, seperti dikutip inilah.com, menganggap penarikan film Hollywood merupakan kesewenang-wenangan fihak Amerika Serikat (AS). Padahal menurutnya, sekalipun pajak film naik, produsen film Hollywood tetap untung.

"Jadi menurut aku itu cuma kesewenang-wenangan pihak Amerika saja dan pasti mereka akan menang," ujar Sujiwo Tedjo di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Namun melangkah maju dari amarah Sudjiwo Tedjo, fakta “menyakitkan” dari pecinta film di Indonesia mengundang silang sengketa di antara mereka. Mereka terjebak pada dominasi dua pendapat yang nyaris bertabrakan: antara yang mendukung dengan yang menolak, yang gembira dengan nestapa.

Kalangan yang mendukung pemberlakuan pemberhentian pasokan film asing melihat bahwa hal ini adalah peluang emas bagi perfilman Indonesia untuk dapat maju dengan pesat. Tidak hanya itu, mereka menganggap bahwa importir perfilman asing terlalu serakah karena berusaha untuk tidak menyetujui kenaikan pembebanan pajak yang nantinya akan diterapkan.

Berbeda pendapat dari kalangan kontra, fihak yang menolak memiliki argumen nyaris bertolak belakang. Pada dasarnya kubu yang melayangkan aksi penolakan terbagi pada dua tema. Pertama, mereka menolak karena berhentinya pasukan film asing ke Indonesia akan menandakan matinya kreatifitas sineas muda.

Mereka melihat bahwa sineas muda Indonesia berpeluang berada pada jurang stagnasi kreatifitas mengingat mereka kini tidak lagi memiliki informasi update tentang trend film dunia. Film Indonesia selama ini tidak juga memberikan warna baru yang bisa menandingi laju perkemangan film-film Holywood, kata mereka.

Sedangkan, aktris kawakan, Jajang C. Noer, dalam wawancaranya di Metro TV beberapa waktu lalu menyatakan tidak ada kaitannya antara pemberhentian film asing dengan majunya film Indonesia. Jajang ingin mendebat kalau tidak mau dibilang menunda optimisme sebab selama ini ia menilai tidak ada kaitan berarti antara melesatnya film Indonesia simetris dengan menjamurnya film Asing di bumi pertiwi.

Bahkan Norca Massardi, orang yang kita kenal aktif sebagai juri film, memiliki perspektif lain. Ia melihat pada konten lebih jauh pada laju perekenomian bioskop-bioskop di Indonesia.

“Bioskop 21 Cineplex punya sekitar 500 layarnya di Indonesia. Sebagai pihak yang diberi hak untuk menayangkan film impor akan kehilangan pasokan ratusan judul film setiap tahun. Itu layar akan menganggur, bahkan bisa ditutup kalau tidak ada yang bisa ditayangkan.” kata Noorca Masardi sebagai juru bicara 21 Cineplex, seperti dikutip seputarkita. Info, 19 Februari 201.

Pria yang lahir 56 tahun lalu ini, menyimpulkan bahwa penyelenggara bioskop adalah fihak yang akan dirugikan dari dampak pemberhentian pasokan film asing. Bioskop selama ini menjadi salah satu bagian dari pergerakan ekonomi nasional dalam bidang hiburan.

Sebagaimana diketahui, setiap kopi film impor yang masuk ke Indonesia, selama ini sudah dikenakan bea masuk+pph+ppn sebesar 23,75% dari nilai barang. Selain itu, selama ini, pemerintah melalui Ditjen Pajak dan Kemenkeu juga selalu menerima pembayaran pajak penghasilan 15% dari hasil eksploitasi setiap film impor yang diedarkan di Indonesia.

Seperti dikutip kompas.com 18 februari lalu, tindakan ekspor film diambil lantaran MPA (Motion Picture Association, yang berwenang melakukan peredaran film hollywood di Indonesia) merasa keberatan dengan peraturan pajak bea masuk atas hak distribusi film impor di Indonesia yang berlaku efektif bulan kemarin. MPA protes dan menilai produk mereka seharusnya bebas bea masuk impor.
Argumentasi MPA, kemudian dibantah Heri Kristiono selaku Direktur Teknis Kepabeanan. Seperti dikutip forum.kompas.com, 20 Februari, Heri Kristiono mengatakan bahwa pengenaan bea masuk bukan hal baru, melainkan aturan lama yang mengacu pada ratifikasi Artikel 7 kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menyambung daripada itu semua, Noorca berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kembali ketentuan baru tersebut sehingga bisa terus memberikan ruang kepada publik untuk mendapatkan hak hiburan seluas-luasnya.

"Prihatin atas keputusan pihak asing yang tidak mau lagi mendistribusikan filmnya ke Indonesia, kami yang bergerak di bidang bioskop hanya bisa berharap dan berdoa semoga pihak MPA bisa kembali mendistribusikan film ke Indonesia," lanjut Noorca Masardi.

Pertanyaannya kemudian adalah dimanakah posisi kita sebagai umat muslim melihat gejala ini? Apa sikap kita melihat tantangan global sudah ada depan mata kita? Saya berharap jawabannya adalah kita menolak film asing asing sekaligus juga tidak mendung asumsi bahwa ini adalah arus untuk memajukan film nasional.

Logikanya sederhana saja: betulkah Motion Picture Association yang bernaung di Amerika Serikat tidak mampu membayar pajak dari negara “kecil” seperti Indoseia. Masuk nalarkan Amerika yang selama ini terkenal melemparkan faham hedonisme dan hura-hura lewat film-filmnya merasa frutasi hanya karena pembiayaan pajak bea masuk+pph+ppn sebesar 23,75% dari nilai barang.

Atau jangan-jangan ini adalah bagian dari konspirasi, taktik, strategi mereka yang ingin melihat jutaan remaja Indonesia, dewasa, pemuda-pemuda muslim, dan wanita berjilbab turun ke jalanan mengemis agar Holywood kembali ke Indonesia. Semuanya ini mereka lakukan demi membuka mata kita semua: Siapakah raja dan tempat bergantung sesungguhnya masyarakat Indonesia selama ini?
Kita lupa siapakah Motion Picture Association. Kita lupa siapakah adikuasa sebenarnya di balik nama besar mereka, dan kita lupa apa misi mereka sesungguhnya. Motion Picture Association of America (MPAA) tidak lain adalah asosiasi zionis dalam kancah perdagangan nirlaba Amerika Serikat yang bertujuan memajukan kepentingan bisnis lewat studio film.

Ia didirikan pada tahun 1922 sebagai asosiasi perdagangan untuk industri film Amerika. Sementara itu, Motion Picture Export Association of America (Asosiasi Ekspor film Amerika, disingkat MPA) dibentuk tahun 1945 untuk memajukan pemasaran film Amerika di seluruh dunia, dan membuka proteksi impor di berbagai negara terhadap film Amerika Serikat.

Anggota MPAA sendiri terdiri dari enam studio besar Hollywood yang terkait erat dengan Jaringan Yahudi Internasional dalam kancah perfilman diantaranya: The Walt Disney Company, Sony Pictures, Paramount Pictures (Viacom—DreamWorks), 20th Century Fox (News Corporation, Universal Studios (NBC Universal, dan Warner Bros. (Time Warner).

Oleh karena itu kita sebagai umat musli tidak boleh alpa terhadap yang dikatakan Samuel Zweimmer, Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi pada sambutan pembukaan Konferensi Yerusalem di tahun 1935 jauh sebelum invasi perfilman zionisme melanglang buana ke seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Bayangkan mereka sudah merancang bagaimana faham-faham zionis akan disebarkan ke berbagai mancanegara melalui media apapun. Ketika kita tidur, ketika kita belajar, ketika kita beraktifitas, mereka secara rapih memasang ancang-ancang bagaimana suatu saat kelak masyarakat muslim akan jauh dari agamanya, dan bertekuk lutut didepan wajah mereka, tanpa kita sadari.

Yang perlu saudara-saudara perhatikan adalah bahwa tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim saudara-saudara ke negeri-negeri Islam, bukanlah untuk mengharapkan kaum muslim beralih ke agama Yahudi atau Kristen. Bukan itu. Tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari islam, menjauhkan mereka dari islam, dan tidak berpikir mempertahankan agamanya. Di samping itu saudara-saudara harus menjadikan mereka jauh dari keluhuran budi, jauh dari watak yang baik… Saudara-saudara patut mengetahui bahwa para tetua kita sangat gembira dengan segala apa yang telah saudara-saudara hasilkan. Oleh sebab itu, lanjutkanlah perjuanganmu demi risalah agamamu. Semoga saudara-saudara semua mendapat berkat dari Tuhan kita, Elohim, Allah yang Maha Suci dan Maha Agung. Lanjutkanlah perjuangan ini hingga dunia benar-benar terberkati.”

Dan keniscayaan pidato itu sekarang ada di depan mata kita. Tidak usah jauh-jauh: Di Layar Kaca Perfilman Indonesia.

Di depan mata anak-anak kita yang mengantri tiket untuk menonton film Indonesia dan Amerika tapi mensisipkan faham kabbalah, theosofi, hingga ateisme.

Semuanya dikemas secara menghibur, dan diam-diam menikam Islam. Selamat Datang di dunia konspirasi kawan.

Yahudi memang memiliki banyak cara menjauhkan umat Islam dari agamanya. Kita dahulu masih melihat film-film Indonesia mengobral cinta utopis belaka. Namun seiring trend dan laju liberalisme yang pesat, tengoklah kita bisa menyaksikan deretan film-film yang menyudutkan Islam tanpa melihat akar persoalan. Dan tak jarang cover film-film ini dipenuhi deretan award dari kontes Film Internasional.

Melecehkan Islam
Film "3 Doa 3 Cinta" (2008), misalnya, film besutan Nurman Hakim ini meraih penghargaan Grand Prize of the International Jury pada International Festival of Asian Cinema Vesoul, Perancis. Menurut Nurman Hakim dan Nan Achnas, salah satu juri dari India yang trauma terhadap kejadian penyanderaan di Mumbai mengucapkan terima kasih atas film tersebut karena mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan dan saling menghormati keyakinan yang berbeda.

Padahal film ini begitu menyudutkan pesantren. Dikisahkan salah seorang pengajar di pesantren melakukan homoseksual dengan santrinya. Tidak hanya itu, ada pula adegan ciuman serta prilaku tak senonoh seorang santri saat mengintip tubuh anak perempuan sang kyai.

Terakhir, Nurman Hakim malah membesut Film terbarunya Khalifa (2010). Film ini menurut pengamatan penulis tidak imbang menjelaskan konteks poligami dan seakan menggring bahwa wanita bercadar bersuamikan teroris. Padahal banyak pula wanita bercadar di Indonesia tidak menyetujui tindak terorisme.

Pluralisme Agama
Walhasil media menyudutkan Islam melalui media layar lebar bisa beragam cara. Invasi media liberalisme sangat terasa setelah Film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) melayangkan kontroversi. Akan tetapi, Hanung Bramantyo, sang sutradara, tak lama lagi akan melahirkan film yang lebih heboh dari PBS. Sebuah film dengan gambar besar kalimat tanda tanya dilanjutkan dengan ungkapan “Masih Pentingkah Kita Berbeda” akan rilis di Bioskop-bioskop Indonesia mulai 7 April 2011 ini.

Dari tampilan gambar yang disajikan dalam trailernya, tampak sebuah gereja, masjid, dan kelenteng bergantian hadir. Namun dibalik tampilan tempat ibadah berbagai agama itu ada ucapan yang nantinya kita akan faham bahwa mau dibawa kemana arah film ini. Simaklah, bait yang dilontarkan oleh seorang aktor tersebut berikut ini:
“Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini.
Dia memilih jalan setapak masing-masing.
Semua jalan setapak itu berbeda-beda,
namun menuju satu jalan yang sama
dan satu tujuan yang sama yaitu Tuhan.”


Menariknya, narasi itu dihembuskan berbarengan dengan adegan seorang wanita Kristiani beribadah di gereja, pemuda ketika tengah mengaji, lalu disambut seorang ibu yang tengah melaksanakan ritual di Klenteng. Ketika kita sambung adegan ini bersamaan dengan kalimat: Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju satu jalan yang sama, dan satu tujuan yang sama yaitu Tuhan, jelas apa pesan yang diinginkan oleh Hanung Bramantyo: Kesatuan agama-agama. Sebuah mitos dari Kabbalah Yahudi untuk menciptakan kedamaian dunia yang kini berubah nama beken seperti Pluralisme Agama, Multikulturalisme, hingga Inklusivisme. Padahal gagasan PAGANIS (Pluralisme, Multikulturalisme, dan Inklusivisme) tak lain adalah upaya melenyapkan agama-agama menuju satu agama saja, yakni Yahudi. Ini termaktub dalam protocol of zion ke 14.





Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi. Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis. Kalau dilihat di masa kini, banyak orang yang menyimpang dari agama. Pada hakekatnya kondisi seperti itulah yang menguntungkan yahudi.

Gagasan pluralisme jua menjadi trademark Film My Name Is Khan. Film ini rilis tahun 2010 lalu dibawah perusahaan Yahudi Fox Search Light. Menariknya kendati film ini dirilis oleh perusahaan Yahudi, banyak umat muslim terpukau atas aksi Shahrukh Khan.

Film yang banyak dibintangi aktris papan atas India ini dikatakan sebagai sebuah film yang patut diapresiasi oleh umat muslim karena menceritakan seorang mukmin sejati yang memperjuangkan nasibnya di Amerika. Perlakuan diskriminasi, marjinalisasi dan intimidasi penduduk Amerika terhadap muslim pendatang pasca tragedi 11 September disebut-sebut menginspirasi sang sutradara, Karan Johar, untuk membuka mata dunia.

Pertanyaannya adalah betulkah Film My Name Is Khan ditujukan untuk membangkitakan rasa persaudaraan dan simpati terhadap umat muslim atau ini hanya sebuah alih-alih dari misi sesungguhnya, yakni doktrinasi pemahaman Pluralisme Agama? Apakah kita yakin, Fox Search Light yang notabene adalah jaringan bisnis Zionis dalam dunia hiburan memiliki niat tulus untuk mensyiarkan agama Islam di muka bumi? Dan masuk logikakah Zionis yang selama ini justru tertawa melihat umat Islam tersudut dalam tragedi 9/11, bangkit lalu menyatakan penyesalannya dan menggantikan penyesalan itu dengan menelurkan film ini? Mari kita cermati baik-baik.

Dalam Film berdurasi 160 menit itu, Khan kecil, digambarkan hidup dalam situasi penuh konflik antara agama Islam dan Hindu. Saat itu ia mendengar sekelompok umat muslim tengah marah, dengan mengatakan, “musnahkan dan hancurkan….”. Mendengar suara-suara penuh amarah itu, Khan kecil selalu mengulangnya sampai tiba di rumah.

Ibu Khan sangat kaget dan melarang Khan berbicara seperti itu. Maka sang Bunda memberikan pelajaran yang akan mengubah seluruh jalan hidup Khan selanjutnya, dengan mengatakan kepada Khan kecil, “Di dunia ini hanya ada dua perbedaan, yaitu kebaikan dan kejahatan. Baik, manakala seseorang berbuat kebaikan, dan Jahat manakala seseorang berbuat kejahatan, jadi tidak ada Muslim dan Hindu”.

Jika kita tidak cermat membacanya, Film ini bisa merusak aqidah dan mengantarkan penonton pada kesimpulan bahwa standar kebaikan dan keburukan terletak pada nilai-nilai kemanusiaan. Akhirnya dengung ini sekarang menggema di seantero dunia lewat ungkapan: lebih baik menjadi humanis daripada relijius tapi jahat. Lebih baik tak bertuhan, daripada beragama tapi tak manusiawi.

Hamid Fahmi Zarkasy, dalam tulisannya Religius-Humanis, mengatakan bahwa di Barat memang telah terjadi perubahan orientasi masyarakat dari teosentris (Tuhan sebagai pusat) menjadi anthroposentris (manusia sebagai pusat). Dengan doktrin empirisisme, Tuhan dianggap tidak riel, sedangkan manusia begitu riel dan kasat mata. Membela Tuhan, mementingkan Tuhan, menghormati Tuhan atau mensucikan Tuhan dianggap sia-sia dan tidak ada gunanya. Sebab dalil orang-orang Humanis persis dengan para pengusung PAGANIS: “Tuhan tidak perlu dibela karena sudah Maha Kuasa”.

Selain film Tanda Tanya, sebelumnya nuansa pluralisme agama juga hadir dalam film “3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta.” Lewat Film yang disutradari Benni Setiawan ini, dikisahkan jalinan cinta antara Rosid dan Delia terjadi kala mereka masih menjadi mahasiswa di sebuah kampus. Ketertarikan antara Rosid dan Delia bermula dari karakter yang dimiliki masing-masing. Rosid adalah pemuda nyentrik dengan rambut kribo yang ingin menjadi penyair. Sedangkan Delia adalah pemudi manis dan cenderung pendiam yang kepincut dengan syair-syair Rosid.

Namun cerita cinta keduanya terhalang jurang yang tidak bisa mereka lalui. Mereka berbeda agama. Rosid berasal dari keluarga Arab-Betawi Muslim yang kuat memegang kuat tradisi. Dan dalam diri Delia mengalir darah Manado yang Katolik. Cerita makin dramatis ketika orang tua mereka tidak menyetujui jalinan cinta terlarang itu. Namun perbedaan itu tidak menghalangi mereka untuk melanggengkan cinta diantara keduanya.

Jadi di film ini, bahwa agama memang sudah tidak lagi menjadi persoalan penting dan prioritas dalam mengarungi bahtera rumah tangga seperti kata Madame Balavatsky, pengusung theosofi, bisa jadi betul. Sebab Agama sudah tidak dianggap relevan sebagai sebuah prinsip, apalagi prinsip cinta. Padahal Allah jelas memberi tuntunan bagi kita dalam memilih pasangan yang baik.

Firman Allah SWT (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah [2] : 221)

“Kafir di Bioskop”
Makar zionis yang melalaikan umat Islam lewat film-film Holywood, ternyata kini berada di atas angin. Sebab saat ini, mereka tidak usah pusing-pusing mengobrak-abrik Islam lewat tangan mereka sendiri. Saya jadi teringat ucapan Nirwan Syafrin, Ustadz muda lulusan Malaysia yang kini aktif membendung faham liberalisme Islam di Indonesia. Ia pernah berujar, “Dulu kita masih kafir dengan dibiayai (beasiswa) mereka, sekarang kita kafir dengan biaya sendiri”. Saya lantas termenung dan bergumam dalam hati, “Bahkan kita dikafirkan masal dalam sebuah gedung bioskop.” Ironis.
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra’ [17] : 36). Insya Allah bersambung

Sumber

Film Dokumenter Yang Mengupas Tentang Illuminati/Freemason

1. PHASE3

Film seri dokumentar lanjutan dari pembuat film "The Arrivals". Film ini Insya Allah akan membangunkan dunia, dan menyatukan orang-orang dari setiap negara, agama, budaya atau kepercayaan, untuk berdiri bersama melawan ketidakadilan.

Imran Hosein adalah "sarjana pengetahuan filosofis yang langka, orisinal, bersemangat dan kreatif". Berkaitan dengan subjek "Dajjal", tanda-tanda akhir jaman, dan analisis zaman modern kita ini, tulisan dan ceramah-ceramah Imran Hosein mandapat peringkat di antara karya-karya zaman ini yang paling terkemuka dan terhormat. Diluar dari, Apakah Anda setuju dengan analisisnya atau tidak, karya-karyanya layak mendapatkan penghormatan dan perhatian kita.



2. THE ARRIVAL


Film Dokumenter yang mengupas tentang tiga Agama (Islam, Kristen dan Yahudi) tentang Turunnya Nabi Isa as / Jesus, Imam Mahdi, dan Antichrist / Anti Kristus / Dajjal yang meningkatkan kewaspadaan terhadap apa yang sebenarnya sedang terjadi di sekeliling kita.

Sebuah konspirasi besar yang tak terpikirkan sebelumnya. Mulai dari filosofi dibangunnya Hollywood, kejadian 9-11, fenomena UFO, trend penggunaan uang digital (paypai), hingga permainan di balik kekuasaan Vatican dan munculnya kelompok-kelompok ekstrim kanan.






Sumber

Tips Membuat Naskah Skenario Film Yang Menarik

 
 
Penulis scenario film, Adenin Adlan mengungkapkan bahwa penulis skenario harus bisa membuat skenario sesuai dengan kebutuhan sutradara. “Adakalanya naskah novel yang panjang harus diringkas untuk bisa menjadi tayangan film berdurasi 1,5 jam. Tapi adakalanya naskah cerpen yang hanya 1,5 halaman harus dikembangkan sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi puluhan lembar naskah film,” ujar Adenin, yang diantaranya telah membuat scenario untuk film “Rumah Tanpa Jendela” ini.

Berikut ini tips bagaimana membuat naskah scenario film yang menarik, ala Adenin Adlan:

1. Tahap Pertama: Yang pertama kali dilakukan ketika akan membuat scenario film adalah membuat synopsis. Begitu selesai , penulis scenario akan terus bergerak untuk mengembangkan plot yang merupakan scenario tanpa dialog. Setelah itu, barulah proses membuat scenario mendapat tambahan dialog sampai akhirnya scenario tersebut diantarkan kepada sutradara.
2. Tahap Kedua: Salah satu tahapan yang paling penting dalam pembuatan naskah scenario adalah membuat plot film, yakni menyusun urutan golden scene. Adenin menuturkan, golden scene adalah penentuan adegan-adegan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi adegan andalan. Bisa membuat para penonton tertawa, menangis, terkejut bahkan ketakutan di sepanjang durasi film berlangsung, bergantung pada efek yang ingin ditampilkan.
3. Tahap Ketiga: Usai Golden Scene yang dikumpulkan dinilai cukup untuk membuat penonton duduk menyimak film, selanjutnya proses pembuatan scenario yang sudah setengah jalan ini bisa dibilang sudah selesai. Dan proses selanjutnya, penulis naskah tinggal melengkapi keseluruhan dialog dan membuatnya menjadi senjata untuk membangun sebuah film.

Lain-lain

Swastika Nohara, penulis skenario Hari Ini Pasti Menang (HIPM) menceritakan pengalamannya kepada pembaca Citizen6.com

Bagaimana ceritanya sampai bisa menulis skenario Film Hari Ini Pasti Menang?

Sebelum menulis skenario film Hari Ini Pasti Menang, saya sudah menulis skenario film Mbak Lastri untuk PH yang sama yakni Bogalakon Pictures. Sayangnya film Mbak Lastri yang sudah selesai shooting ini tidak jadi tayang. Bogalakon kembali menugaskan saya menulis skenario film Hari Ini Pasti Menang, sebuah sport-drama tentang timnas Indonesia setelah lolos ke Piala Dunia 2014 di Brazil. Mengkhayal? Memang iya! Hahahaha... Selain gemerlapnya dunia sepak bola, film ini juga membahas sisi gelap permainan sepak bola di Indonesia, termasuk soal judinya.

Pengalaman menarik selama mengerjakan skenario Film Hari Ini Pasti Menang?

Dalam proses riset film Hari Ini Pasti Menang, saya bertemu dan wawancara santai seorang bandar judi kelas kakap. Dari dia lah saya belajar soal seluk-beluk judi bola di Indonesia, termasuk istilah-istilah khusus yang dipakai. Saya sempat bengong pas mendengar cerita betapa mudahnya para high rollers itu mempertaruhkan uang dan aset bernilai milyaran rupiah hanya untuk sebuah pertandingan sepak bola!!! Gila! Bagi saya, uang milyaran rupiah itu kayak tabungan seumur hidup!! Sementara sang bandar malah tertawa ngakak melihat ekspresi bengong saya. Wah, kena deh saya ditertawakan bandar... hahahaha...

Apa tantangan menulis scenario Film tersebut?

Bulan April nanti, film Hari Ini Pasti Menang akan tayang di bioskop, terus terang sekarang saya deg-degan menanti bagaimana respon penonton. Sebagai penulis, enaknya adalah kita bisa move-on ke project film selanjutnya meskipun film ini belum rilis. Sekarang saya sedang menulis skenario film Cahaya Dari Timur yang akan shooting di Desa Tulehu, di dekat Ambon. Selain menulis skenario, saya juga mengajar part time di jurusan film Binus International, semester ini untuk mata kuliah Film Production

Sekarang boleh dibilang salah satu impian masa kecil saya mulai terwujud. Sejak SD saya sangat suka membaca buku-buku fiksi karya Enid Blyton dan Alfred Hitchock, dan bermimpi suatu saat saya juga menulis karya fiksi yang bisa dinikmati orang banyak.

Bagaimana awalnya sampai menjadi penulis naskah/ skenario seperti sekarang?

Sebenarnya saya sudah mulai menulis naskah atau skenario film dokumenter pendek sejak bekerja sebagai reporter & anchor TV. Kemudian saya resign dari pekerjaan tersebut dan mendapat beasiswa British Chevening untuk mengambil program Master di London, dan disinilah saya sering mengikuti kelas penulisan skenario meskipun statusnya sebagai mahasiswa sit-in (tidak masuk SKS karena saya ambil jurusan lain).

Ada alasan khusus kenapa memilih menjadi penulis naskah?

Ketika itu saya sudah mulai menulis skenario fiksi untuk FTV. Setelah kembali ke Jakarta, saya terpilih ikut work shop penulisan skenario dengan tutor Tom Abrams, seorang penulis skenario dari Hollywood. Disinilah kami mendapatkan banyak hal tentang penulisan skenario, dan mendapat bimbingan intensif. Seluruh peserta workshop ditantang mengembangkan kerangka skenario dan Tom selalu saja berhasil menemukan cara untuk membuat cerita kita lebih menarik.

Saya berangkat dari dunia jurnalistik TV yang dituntut untuk memikirkan aspek visual sejak awal menulis. Kebiasaan berpikir visual ini terus terbawa sehingga saya merasa menulis skenario adalah outlet yang pas dibandingkan bidang penulisan fiksi yang lain.

Apa kesyikan menulis skenario, dibanding dengan menulis cerita fiksi lain, cerpen, novel?

Terus terang saya belum pernah menulis novel dan cerpen. Salah satu tantangan menulis skenario adalah kita harus bisa bekerja dalam tim, karena proses kreatifnya selalu melibatkan sutradara dan produser. Rasanya puas sekali kalau di meeting produksi, sutradara terlihat excited saat membahas skenario yang saya tulis. Kadang penulis harus bersedia kompromi, in a good way, misalnya terkait budget produksi. Keterlibatan produser juga 'memaksa' saya menyelesaikan skenario dalam tenggat waktu tertentu, dan ini bisa jadi tantangan tersendiri. Satu hal penting adalah lancarnya komunikasi dan terbuka menerima masukan selama proses menulis skenario.

Lebih personal, apa kegiatan atau kesibukan lain?

Selain skenario film, tahun ini untuk pertama kalinya saya menulis naskah komik, bersama Estu Ernesto. Judul komiknya GO8, ilustrasinya dikerjakan tim Makko. Sekarang sudah selesai dicetak dan segera beredar di outlet-outlet Seven Eleven di Jakarta. Komik kok jualannya di minimarket? Agak aneh ya. Hahaha... kami memang suka sesuatu yang berbeda. (KW)

*Karmin Winarta adalah pewarta warga


Sumber

Film Bisu


Silent Film
Yang dimaksud dengan film bisu (silent film) adalah film yang dibuat tanpa menggunakan perekaman suara terutama dalam dialog. Penonton “dipaksa” untuk memahami alur cerita itu melalui gerakan tubuh dari pemain film dan tulisan yang muncul disela-sela gambar seperti layaknya baca komik dyang isinya beberapa dialog dari film tersebut.
Sedangkan ilustrasi musik film tersebut dimainkan secara langsung bersamaan dengan diputarnya film, biasanya secara solo (hanya terdapat pemain piano/organ) atau sebuah mini orkestra. Mereka memainkan irama musik itu disesuaikan dengan adegan-adegan yang nampak pada layar.

Sekilas Tentang Sejarah Sinema


cinematographe.jpglumiere.jpg
Sejarah awal sinema diawali dengan digunakannya Cinematographe milik Lumiere bersaudara yang merupakan modifikasi dari alat Kinetoscope ciptaaan Thomas Alfa Edison.
Kalau sebelum nya menonton film dilakukan dengan cara mengintip gambar bergerak dari satu lobang secara bergantian, maka Cinematographe menandai dimulainya era pertunjukan film yang bisa dilihat untuk orang banyak. Pada tahun 1895 tepatnya tanggal 28 Desember untuk pertama kalinya puluhan orang berada didalam satu ruangan menonton film yang diproyeksikan ke sebuah layar lebar. Lumiere bersaudara menyewa sebuah ruang bilyard tua di bawah tanah di Boulevard des Capucines – Paris yang kemudian dikenal sebagai ruang bioskop pertama didunia. Tempat itu kemudian dinamakan Grand Cafe yang tiba-tiba menjadi begitu populer di Eropa. Ribuan orang berbondong-bondong ingin menonton film buatan Auguste dan Louis Lumiere. Saat itu pengalaman menonton film dalam sebuah ruangan adalah suatu hal yang sama sekali baru bagi orang-orang pada waktu itu.
pic_kinetoscope.gifpic_edison-1847-1931.gif
Thomas Alfa Edison (1847 – 1931)
jazz-the-singer-1927.jpg
jazz3.gif
Setelah itu ada banyak upaya untuk membuat film, tetapi masih kategori film bisu. Pada masa film bisu, pertunjukan film umumnya diiringi dengan musik secara langsung sebagai ilustrasi musiknya.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1927 seorang sutradara bernama Alan Crosland untuk pertama kalinya membuat film The Jazz Singer dengan menyajikan secara lengkap musik, nyanyian, serta dialog. Walau masih dalam format warna hitam putih.

Perkembangan film di Indonesia yang menyajikan unsur gambar dan suara yang menjadi satu sendiri diawali dengan diproduksinya film berjudul Terpaksa Menika, dengan sutradara, Penata Fotografi, dan Suara oleh G. Krugers pada tahun 1932.
Pada waktu itu promosi film tersebut adalah “100% bicara, musik, dan nyanyi. Lebih terang, bagus, kocak, dan ramai dari Njai Dasima…”
Tahun 1952 adalah awal sebuah produksi film berwarna pertama Indonesia yang berjudul Rodrigo de Villa (sutradara Gregorio Fernandez & Rempo Urip), Director Of Photography E. ROSALES, Composer Q. VELASCO.
Dengan para pemain RD Mochtar, Netty Herawati, Rendra Karno, Darussalam, Sukarsih, Nana Mayo, Astaman, Awaludin, Djuriah, A. Hadi, H. Asby, dan Pete Elfonso.
Seluruh produksi film tersebut dikerjakan di Studio LVN Manila – Filipina.
Setelah itu mulai dari tahun 1968 barulah muncul film-film format warna dalam produksi perfilman Indonesia.

Era Video

Lebih dari seratus tahun kemudian teknologi perfilman telah berkembang pesat. Dengan ditemukannya Video yang unggul dari segi kemudahan. Video dapat merekam suara dan gambar dalam satu medium pada saat yang sama. Kelebihan lainnya bobot dari kamera video itu sendiri lebih ringan dan mudah dioperasikan.
Jenis
Ada beberapa jenis film (genre) yaitu fiksi dan non fiksi. Yang termasuk dalam jenis film non fiksi adalah film dokumenter. Film dokumenter bisa berisi tentang alam dan manusia dengan cara hidupnya yang beragam.
Sedangkan untuk jenis film fiksi mencakup drama, suspense atau action, science fiction, horo, dan film musikal.
Dari segi durasi film bisa dikelompokkan menjadi film panjang dan pendek. Film panjang biasanya berdurasi 60 menit atau lebih. Sedangkan film pendek durasinya kurang dari 60 menit.
Bagi para pemula di bidang perfilman tentunya akan lebih mudah untuk berlatih dalam membuat sebuah film pendek terlebih dahulu. Sebagai contoh Rudi Soedjarwo dan timnya mengawali debutnya dengan membuat film pendek berjudul Bintang Jatuh dan Tragedi.
The Lumiere Brothers’ – First films (1895)
La Mer (The Sea) Penayangan perdana di Grand Cafe – Paris

Cover - Cover film yang sama

CITY OF ANGELS - CINTA TIA MARIA

8 FILMS TO DIE - HANTU PUNCAK DATANG BULAN
 

 THE SKELTON KEY - KALA

WHERE THE TRUTH LIES - RAYUAN ARWAH PENASARAN
 
CLOSER - RASA
 

HOT CHICK - NAMAKU DICK
 

DRIVE ANGRY - DEDEMIT GUNUNG KIDUL
 

THE SLEEPING DICTIONARY - LOVE IS CINTA
 

BELU CUKUP UMUR - THE TIME TRAVELERS WIFE
 

GET MARRIED 2

PUTIH ABU-ABU DAN SEPATU KETS

PRIDE & PREJUDICE - SELAMANYA
 

Employee of the month & Best Friend?
 

Freddy VS Jason & Pocong VS Kuntilanak
 

Fanaa & Ayat-Ayat Cinta
 Lost & Pulau Hantu 2

Heirloom & Tali Pocong Perawan

Simbol Freemason & Illuminati di Film dan Acara TV Indonesia



simbol2 freemasonry

WHAT’S GOING ON IN THE WORLD? AND IN YOUR MIND??
DID YOU REALIZE IT??? NO, I DON’T THINK SO!!!

When all Believers against Satanic, where are you standing for?!?
you don’t need to answer that, because we already know the answer, satanic.
***
Telah terbukti bahwa beberapa film-film dan acara-acara TV yang diproduksi dan telah beredar di Indonesia, menggunakan simbol-simbol “Freemasonry & Illuminati” di beberapa tayangannya.
Illuminati adalah sebuah perkumpulan yang memiliki tujuan menjadikan dunia sebagai agama satu, illuminati dari kata illuminate dalam arti, tercerahkan.
Illuminati menganggap dewa mereka adalah pengetahuan atau disebut Sang Pencerah / Illuminatrix, yang digambarkan dengan ajaran setan Lucifer. Ada juga perkumpulan lain seperti Freemasonry, Skull and Bones dan Kabbalah.
Langsung saja, berikut beberapa tayangan simbol-simbol Freemason / Illuminati yang sempat terekam dilayar kaca dan dilayar lebar yang ada di Indonesia yang juga telah banyak tersebar informasinya di dunia internet:
Poster Kala1. Dead Time: Kala (19 April 2007)
Director: Joko Anwar
Writer: Joko Anwar
Stars: Fachry Albar, Ario Bayu, Shanty, Fahrani, dan Tipi Jabrik. (lihat trailer)
Film Kala, berkisah tentang Ratu Adil dari ramalan Jayabaya dan rahasia harta karun presiden.
Kala adalah sebuah film  yang disutradarai Joko Anwar dan dibintangi antara lain oleh Fachry Albar, Ario Bayu, Shanty, Fahrani, dan Tipi Jabrik.
Kala yang juga dikenal dengan judul lengkap: Dead Time: Kala adalah film Indonesia pertama yang bergaya film noir dan disebut-sebut para kritikus sebagai sebuah lompatan tinggi dalam sejarah perfilman Indonesia.
Inilah gambar yang menurut film tersebut sebagai makhluk yang melindungi harta karun presiden yang terpendam.
Tampak pada gambar dibawah ini yang berasal dari potongan film Kala, simbol Illuminati “all seeing eye” dengan kedua sayap di kanan-kiri bagian atas pada gambar.
Terlihat pada gambar (di atas tulisan 'PINDORO') yang berasal dari potongan film Kala, simbol Illuminati “all seeing eye” dengan kedua sayap di kanan-kiri bagian atas pada gambar.
Terlihat pada gambar (di atas tulisan ‘PINDORO’) yang berasal dari potongan film Kala, simbol Illuminati “all seeing eye” dengan kedua sayap di kanan-kiri bagian atas pada gambar.
Lalu di bagian akhir film juga tampak simbol “all seeing eye” disebelah kiri pada salah satu halaman sebuah buku (lihat gambar di bawah).kala-2
Jadi sangat jelas sekali bahwa film itu mengandung unsur illuminati. Apalagi pada gambar segitiga terdapat mata “all seing eye” dan “sayap dewa” yang mana dalam ajaran mereka pasti selalu ada simbol-simbol seperti itu.
Ini benar-benar merupakan propaganda dari mereka. Bentuk garis-garis membentuk bintang, gambar dua tengkorak di kanan-kiri dan ditengahnya terdapat gambar manusia.
Gambar ini membentuk simbol untuk pemujaan “Baphomet”. Baphomet yaitu dewa setan berbentuk kambing bertanduk yang dikeramatkan, disembah dan dipuja oleh orang-orang golongan satanic ini.
Gambar manusia ditengah bisa dimaksudkan sebagai tumbal, atau persembahan bagi baphomet tersebut, tapi biasanya seorang perempuan telanjang.
pintu-terlarang-movie2. Pintu Terlarang / The Forbidden Door (22 Januari 2009)
Director: Joko Anwar
Writers: Joko Anwar (screenplay), Sekar Ayu Asmara (novel)
Stars: Fachry Albar, Marsha Timothy and Ario Bayu (trailer)
Diambil dari film Pintu Terlarang, saat seorang bintang dalam film tersebut Fahri Albar, sedang menonton TV perkumpulan rahasia herosase.
Pada pengambilan gambar itu terlihat di dalam televisi gambar simbol Freemasonry lengkap dengan gambar jangka.
Tak lama kemudian terlihat pula sebuah pintu yang disebut “pintu terlarang” dengan sebuah lukisan bersimbol “Mata Satu”.
Lalu terlihat lukisan yang menutupi pintu terlarangnya, simbol gambar Illuminati “mata satu” yang mana gambar tersebut memang memiliki tujuan Illuminati / Freemason.
Gambar di film ini juga merupakan simbol dari Freemason, dan mata satu itu memang sudah diatur seperti itu.
pintu-terlarang-televisi
Tak lama kemudian terlihat pula sebuah pintu yang disebut “pintu terlarang” dengan sebuah lukisan bersimbol “Mata Satu”.
pintu-terlarang-eye
Bukan berarti jika mata tidak diapit oleh segitiga, maka bukan berarti merupakan propaganda. Namun kehadiran mata ini juga didukung oleh simbol-simbol lain.
Sudah sangat jelas bahwa “mata satu” merupakan salah satu simbol yang di propagandakan oleh mason dan illuminati.
rumah-dara3. Rumah Dara / Macabre-II (2009, rilis 22 Januari 2010)
Directors: Kimo Stamboel, Timo Tjahjanto
Writers: Kimo Stamboel, Timo Tjahjanto
Produksi: Media Corp Raintree Pictures
Stars: Ario Bayu, Shareefa Daanish, Joko Anwar and Julie Estelle. (lihat trailer / full movie)
Sebelum ditayangkan di Indonesia, karakter Dara telah lebih dahulu dipopulerkan lewat segmen film pendek “Dara” dalam film horor antologi “Takut: Faces of Fear” , yang juga disutradarai Mo Brothers dan dirilis pada tahun 2008 di festival-festival film di seluruh dunia.
Segmen film pendek Dara mendapat begitu banyak tanggapan positif sehingga akhirnya Rumah Dara mendapat harapan besar dari para penggemar film Dara.
Pada tahun 2008-2009, Rumah Dara juga telah dilayarkan lebih dahulu di berbagai festival film internasional dan banyak meraih penghargaan.
Pada akhir 2009, film ini ditayangkan di Singapura terlebih dahulu dan mendapatkan rating M18 (untuk adegan sadis dan kekerasan).
Rumah Dara lalu dirilis secara serempak di seluruh Indonesia pada tanggal 21 Januari 2010. Distribusi film ini ke Amerika Utara dan Eropa telah dibeli oleh Overlook Entertainment.
Dalam twitter resmi Rumah Dara pada saat itu, diumumkan bahwa film ini dicekal dan dilarang untuk tayang di Malaysia karena tema yang dianggap bertentangan dengan hukum sensor film Malaysia. Film ini menjadi film Indonesia pertama yang dicekal dan dilarang untuk tayang di Malaysia karena adegan sadis dan terdapat beberapa simbol ajaran sesat.
Simbol ini diambil dari salah satu adegan saat seorang polisi yang sedang menonton video proyektor. Pada akhir tayangan di video itu tampak simbol Freemasonry (Mason). Dibawah gambar tersebut bertuliskan:
projecteren onsterfelijk slang = proyek ular abadi
rumah-dara-illuminati
Screen shot film Rumah Dara bergambar simbol dari Masonic Magician. Dibawah gambar tersebut bertuliskan: projecteren onsterfelijk slang = proyek ular abadi (bacaan tak terlihat keseluruhan).
Kita lihat dari segi gambar sudah menunjukkan garis-garis segitiga yang merupakan salah satu unsur lambang Freemason. Tulisan dibawah itu adalah tulisan Belanda yang jika diartikan yaitu Proyek Ular Abadi.
Gambar yang persis diambil dari lambang Masonic Magician tersebut juga ada di cover sebuah buku dengan judul sama “the Masonic Magician” karangan Philippa Faulks dan Robert LD Cooper.
masonic_magician
Buku “The Masonic Magician”, memiliki lambang yang sama seperti film Rumah Dara.
Buku The Masonic Magician menceritakan kisah Cagliostro yang luar biasa lengkap dengan terjemahan bahasa Inggris pertama dari Ritual Mesir yang pernah diterbitkan.
Para penulis memeriksa kasus yang dibuat terhadap diri Cagliostro, bahwa ia adalah seorang penipu serta sesat dan menemukan bahwa Gereja Roma dan sejarah itu sendiri dilakukan dengan ketidakadilan yang sangat mengerikan.
Jadi dalam ajaran mereka, ular merupakan simbol dari setan ataupun unsur jahat. Dan mereka memang sedang melakukan proyek menuju Tatanan Dunia Baru (new world order) agar setan tersebut dapat segera keluar ke muka bumi.
Lalu apakah nama simbol bermotif Pentagram di film Rumah Dara dan simbol pada buku Masonic Magician tersebut? Simbol itu dikenal dengan nama “Ouroboros”.
Jika kita perhatikan dengan seksama, di simbol ini terdapat gambar ular yang menelan ekor ular yang lain, begitupun ular yang ditelan ekornya menelan ekor ular yang pertama tadi. Cukup menarik, dan hal ini semakin membawa kita untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai arti simbol ini.
Ouroboros-and-solomons-seal-woodcut“Ouroboros” merupakan istilah Yunani yang sering dianggap sebagai lambang perputaran hidup setelah mati, takdir, atau penciptaan dan kehancuran.
Konsep ular / kadang- kadang naga, yang menelan ekor ini dikenal juga di kebudayaan Skandinavia, Cina, Astec, Inca dan Maya. Sering dihubungkan dengan ramal-meramal, dan juga sering dianggap sebagai simbol keabadian. Simbol Ouroboros digunakan sebagai simbol mitologi atau kepercayaan di sana.
Adapun maksud simbol ular ini kurang lebih sebagai refleksi diri, atau sesuatu yang terus berputar, sesuatu yang terus membuat ulang dirinya sendiri (recreating itself), sesuatu yang akan selalu kembali, sesuatu yang akan langsung dimulai lagi ketika mencapai titik akhir, semacam itulah dan selain simbol setan, ular juga sering dihubungkan dengan keabadian.
sang pencerah4. Sang Pencerah (2010)
Director: Hanung Bramantyo
Writer: Hanung Bramantyo
Produksi: MVP Pictures/ Multivision Plus
Stars: Lukman Sardi, Zaskia Adya Mecca and Slamet Rahardjo. (lihat trailer / full movie)
Ini film yang sangat kontroversi, Illuminati sudah berusaha untuk memasuki wilayah agama di Indonesia dengan segala cara.
Di antara pekatnya malam, belasan laki-laki berbondong-bondong menuju Langgar Kidul Kauman.
Sambil memekikkan asma Allah, gerombolan itu mengangkat obor tinggi-tinggi, dan sesampainya di surau milik Ahmad Dahlan, mereka meringsekkan tempat ibadah itu hingga rata dengan tanah.
Mereka memang dibakar kebencian. Gagasan pembaruan Islam oleh Ahmad Dahlan telah membuat gusar para penghulu Masjid Gede Jogja.
Dan kegusaran itu kemudian berkembang menjadi benci yang ditularkan. Itulah sepenggal adegan di awal Sang Pencerah karya Hanung Bramantyo.
sang pencerah 2
Dari cover dan keseluruhan filmnya juga terdapat banyak simbol-simbol yang disamarkan seperti:
  1. Covernya, ada penampakan simbol Illuminati piramida mata satu “all seeing eye” yang disamarkan.
  2. Film rohani, yang seharusnya tidak menampakkan simbol-simbol paganisme.
  3. Sutradara dari golongan yang berideologi dan pelopor aliran satanic modern bernama Aleister Crowley (bukti: bisa googling). Dia salah satu anggota Illuminati yang menduduki posisi suci dalam organisasi tersebut.
ovj-all-seeing-eye
Simbol “All Seeing Eye” di acara Opera Van Java yang ditayangkan oleh Trans-7.
Sebuah fakta bahwasannya Illuminati juga sudah mulai pula merasuki dunia pertelevisian di Indonesia. Kali ini Simbol Illuminati muncul dibeberapa program televisi swasta yg sangat terkenal.
Trans7 dengan acara komedi Opera van Java (OVJ) kini melambung tinggi yang semakin digemari oleh penikmat acara televisi di seluruh penjuru.
Apakah oleh karena OVJ menembus rating terbaik, lalu sebuah penampakan simbol Mata Satu alias simbol Illuminati pemuja Dajjal pada OVJ pun muncul, simbol titipan seseorang?
Sangat jelas terlihat. Entah ini kebetulan semata atau memang hal yang disengaja oleh tim OVJ.
Apakah Trans Corps memang dipimpin oleh kelompok illuminati, atau disusupi dan ditunggangi kelompok illuminati dengan ikut meng-kampanye-kan simbol-simbol nya?? Atau hanya kebetulan semata??
mata-lelaki-trans
Simbol “All Seeing Eye” di acara Mata Lelaki yang ditayangkan oleh Trans-7.
Mata Lelaki adalah sebuah program dewasa, yang kala itu tayang setiap hari Rabu jam 23.30 WIB di salah satu stasiun TV milik Trans Group, yaitu Trans-7. Ini adalah sebuah persepsi sebagian laki-laki, mengenai segala hal yang menjadi trend, segala hal yang ada disekitar laki-laki, dan segala hal tentang wanita.
Sebuah persepsi tentang keseksian seorang wanita, dan segala hal yang mengelilinginya.
Persepsi ini akan diambil dari data riset, yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga, dan mudah diakses oleh banyak orang.
Hasil akhir dari program ini adalah, bagaimana laki-laki menghargai sekitarnya, menghargai wanita, dan menghargai dirinya sendiri. Ini adalah bagaimana laki-laki memandang wanita.
Berangkat dari sebuah mitos, yang kemudian dicari data risetnya dan kemudian ditela’ah lalu diambillah kesimpulan akhirnya. Mata Lelaki akan selalu memberikan closing statement, sebagai kesimpulan pada akhir tema.
Simbol “All Seeing Eye” di acara Indonesian Idol yang ditayangkan oleh RCTI.
Simbol “All Seeing Eye” di acara Indonesian Idol yang ditayangkan oleh RCTI.
7. Indonesian Idol (RCTI) – dengan lambang “All Seeing Eye”
Di program lain ada simbol lagi yang menampilkan bentuk mata satu dalam segitiga/piramid. Namun kali ini acara tv yang di-import dari negara paman Sam, Amerika.
Tampak bentuk dari lambang Indonesian Idol yang berada di bawah mejanya berlambang mata satu dari Horus, “all seeing eye”.
Apa hubungannya hingga memasang logo itu? Apa pula hubungan antara bakat menyanyi dengan simbol illuminati? Apakah tidak bisa membuat lambang lainnya? Salah satunya jawabannya, memang banyak penyanyi, sutradara, bintang film dan entertainer lainnya dari seluruh dunia telah disokong pendanaannya oleh kelompok Illuminati ini (bisa dilihat pada video diakhir artikel ini).
big-brother-indonesia8. Big Brother (Trans TV) – dengan lambang “All Seeing Eye”
Trans TV membeli acara Big Brother yang katanya merupakan acara yang sebenarnya dijiplak oleh Penghuni Terakhir. Sehingga tak salah jika dalam setiap episodenya host acara selalu menyebutkan bahwa acara ini tidak ada script atau rekayasa lainnya.
Dapat dilihat dari simbol Big Brother berupa “mata satu” simbol Illuminati. Memang dalam misi Illuminati dalam salah satu tujuannya adalah memantau orang seperti dalam acara ini.
Dalam acara Big Brother, terlihat banyak kamera-kamera pemantau di semua sudut ruangan. Ini persis keadaannya dengan istilah di dunia nyata yang sebenarnya dalam memantau kegiatan manusia (apalagi yang dicurigai) dalam kesehariannya yang dipakai juga oleh para elit Illuminati dengan istilah: Big Brother.
Sebenarnya masih ada beberapa film dan acara televisi lainnya di Indonesia yang menampilkan secara terang-terangan hingga hanya sekelebat saja dari simbol-simbol penganut ideologi satanic ini.
Jadi, walaupun jalan cerita dari film, program dan acara bertema apapun itu tak masalah buat mereka, karena mereka para Illuminati akan tetap berusaha untuk masuk dengan cara “menitipkan” simbol-simbol alirannya agar masyarakat menjadi biasa dan familiar dengan simbol-simbol mereka.
Serangan Diam-Diam (Silent Attack)
Mind Control TelevisonMereka para elit Illuminati memang telah menguasai dunia media elektronik, termasuk dunia hiburan dan film dunia, jadi akan jauh lebih mudah bagi mereka untuk ditayangkan.
Mereka akan selalu menyebarkan paham-paham sesat satanisme melalui “propaganda simbol”  pada nyaris semua media yang telah mereka kuasai diseluruh dunia.
Memang sangat sering pesan-pesan dan simbol-simbol illuminati sengaja disamarkan oleh golongannya, agar tak terdeteksi oleh orang awam.
Yang terpenting diawalinya simbol secara samar adalah, agar terlebih dahulu orang-orang awam tersebut menjadi “biasa dan familiar” dengan simbol-simbol mereka, yang kemudian menjadi biasa.
Malahan disaat orang-orang awam telah terbiasa dan familiar dengan simbol illuminati, kadang mereka malah membelanya dan menganggap simbol tersebut adalah biasa dan tak perlu dirisaukan.
Dan pada detik yang sama pula, mereka telah “menerima” simbol ajaran satanic tersebut tanpa sadar. Itulah salah satu cara mereka, perlahan tapi pasti.
all seeing eye - spongebob
all seeing eye - the simpsons
Hal itu membuat rakyat dari berbagai negara menentang ajaran dan ideologi kaum satanic melalui media-media yang juga dikonsumsi oleh anak-anak mereka yang akan terbiasa oleh Illuminati Goup ini.
Para orang tua diseluruh dunia juga resah karena ajaran Illuminati dalam kancah dunia hiburan akan dapat mempengaruhi psikologi terhadap anak-anak dan generasi muda kedepannya.
Karena anak adalah peniru yang paling ulung, akibat umurnya masih muda, jadi apa yang mereka lihat dan dengar, secara alam bawah sadar akan mereka ikuti.
Semua simbol dan gambar diatas adalah berdasarkan fakta nyata yang terjadi di Indonesia. Dan simbol-simbol itu juga sama persis seperti di berbagai belahan negara lainnya di dunia.
Sebenarnya masih ada lagi beberapa tayangan yang menayangkan simbol-simbol aliran satanic lainnya di beberapa acara dan film di Indonesia. Sebagian besar sangat terselubung.
Bagi sebagian orang, simbol-simbol tersebut tak usah dihiraukan, tapi justru disitulah titik lemah kita sebagai manusia awam untuk dapat menyadarinya.
media-lies-make-you-like-slaveMereka menyerang suatu kultur dan budaya serta generasi muda memang dengan cara perlahan, namun pasti, hanya menunggu waktu. Ada pepatah kuno yang sangat terkenal bahwa anda tak dapat membuat lobang di sebuah batu dengan palu.
Namun ada cara jitu, yaitu hanya dengan tetesan air yang sangat lembut batu dapat berlubang, ya.. hanya tetesan air.
Artinya, batu sekeras apapun dapat berlubang dengan tetesan air yang berkali-kali. Itulah kira-kira cara mereka menyebarkan fahamnya.
Tak terasa, maka diabaikan, namun terus-menerus, hingga kita merasa ”ya, ga apa-apa koq, hanya simbol.” Dan suatu saat semua telah terlambat dan waktu tak akan bisa diulang lagi.
Bahkan kini bisa kita lihat terhadap perilaku manusia Indonesia sehari-hari, juga generasi mudanya yang semakin rendah kualitas iman dan perilakunya. Gereja dan mesjid semakin penuh sesak orang beribadah namun itu tak berpengaruh banyak, tetap saja kejahatan dan kekhufuran juga semakin meningkat drastis, dan ini adalah fakta.

Nabi Muhammad saw berdiri dan berkata pada umatnya, setelah memuji Allah yang Maha Agung dan Maha Terpuji, beliau bersabda mengenai Dajjal, ‘Aku memperingatkan kalian dari dia, tak seorang nabi pun yang tidak memperingatkan umatnya dari dia – bahkan Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya dari dia. Tapi aku akan mengabarkan sesuatu yang belum pernah disampaikan oleh Nabi mana pun sebelum aku: Hendaklah kalian tahu bahwa Dajjal itu bermata satu, dan Allah tidak bermata satu.” [HR. Muslim]

Sejarah Adalah Fakta, Para Nabi Sudah Diperingatkan
Fakta bahwa cuci otak atau brainwashed dari media begitu gencarnya, orang tak lagi sadar siapa yang mengadu domba mereka para believers. Mereka telah lupa akan sejarah Nabi-Nabi yang selalu dikejar ingin dibunuh, siapakah yang ingin membunuh para Nabi tersebut?
Dulu, di saat Nabi Musa masih bayi, harus dilarung ke sungai agar tak dibunuh, bahkan saat menegur Fir’aun yang mengaku sebagai Tuhan, Nabi Musa harus kabur melalui Laut Merah dengan “membelahnya” agar terhindar dari kejaran Fir’aun yang bangga akan Piramid Illuminatinya.
Begitu pula dengan Nabi Ibrahim, beliua juga tak luput dari buruan dan kejaran kaum satanic ini, hingga beliau dibakar! Namun api pun dapat tunduk kepada beliau dan justru membuatnya merasa dingin.
Juga Nabi Isa selalu diburu, hingga akhirnya tertangkap dan disiksa lalu disalib. Walau ajaran Islam tidak mengakui bahwa Nabi Isa yang disalib, namun justru dari umat Kristiani yang percaya hal ini malah kadang membela kaum Zionist yang telah menyalib Tuhannya kaum Kristiani sendiri, ini adalah fakta dan ini bukti bahwa informasi dan media telah mencuci otak dan memutarbalikkan sejarah, dan sedikit “korban” yang sadar.
Sejarah dari kitab-kitab adalah terbukti, hampir semua Nabi selalu ada yang ingin membunuhnya, tapi harus diingat bahwa setiap Nabi juga ada pengikut setianya, sangat setia, merekalah para believers, para kaum agamais, yang masih bertahan hingga kini walau masih terus digempur oleh faham satanic dan golongan kafir (golongan tak mengakui adanya Tuhan) yang juga masih eksis, dan tak akan musnah hingga akhir zaman nanti.
Lalu, ada pertanyaan lainnya di dalam diri kita. Mengapa simbologi begitu penting buat mereka? Maka untuk mengetahui jawabannya, Anda harus ke artikel selanjutnya agar pertanyaan Anda tersebut dapat terjawab. Semua ini  adalah ilmu psikologi
Sekali lagi perlu diingatkan, bahwa artikel ini bukan menjelaskan tentang film, tetapi hanya berusaha menjelaskan tentang simbol-simbol dari cuplikan film-film tersebut. Semoga bermanfaat… (sumber: berbagai sumber dan forum-forum di internet)