Kementrian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia meluncurkan gerakan “AkuCinta Film Indonesia”. Diawali dari event peluncuran logo di hotel Borobudur, ballroom Grand Manhattan, kamis, 13 Desember 2012.
Acara berupa peluncuran logo yang diresmikan oleh Mumus Muslim, direktur pengembangan Industri Perfilman kemenparekraf dan Ukus Kuswara selaku Sekretaris Jendral Kemenparekraf.
kemudian dilanjutkan
oleh pemutaran video Public Service Annoucement (PSA) tentang film
Indonesia. Ada juga performing art yang dibawakan oleh pantomime senior
Indonesia, Septian Dwi Cahyo yang menggabungakan seni klasik ini dengan
multimedia modern. Sebagai intermezzo, Luqman Baehaqi melakukan stand up
comedy dan Vero Yudhistira dari International Magician Socety Indonesia
(IMS Indo) sebagai opening act nya.
Tujuan penyelenggaraan
kegiatan ini adalah “mengajak masyarakat untuk mengapresiasi film
Indonesia. Selain itu juga menggali animo masyarakat terhadap film
Indonesia. Dengan demikian diharapkan para produser film di Indonesia
dapat mengakomodasi inspirasi masyarakat dan membuat film yang sesuai
dengan pasar.” Jelas Mumus Muslim.
Lalu, apa itu gerakan
“Aku Cinta Film Indonesia”? gerakan ini merupakan “sebuah sarana
komunikasi antara masyarakat dan pembuat film (filmmaker). karena
kampanye ini didukung penuh oleh Kemenparekraf, diharapkan akan diikuti
dengan mediasi-mediasi antara para pemangku kepentingan seperti
Masyarakat, Akademisi, Pemerintah dan pelaku film, sehinggga masyarakat
Indonesia dapat mengenal, bangga, mencintai dan menonton karya-karya
film Indonesia serta
meningkatkan citra Indonesia sebagai bangsa yang kreatif.” Jelas
Mumus lagi.
Sosialisasi awal gerakan ini akan dimulai dengan diadakannya sosialisasi di 4 kota. Medan(tanggal 18 Desember), Makassar (tanggal 18 Desember), Surabaya (tanggal 21 Desember), dan Yogyakarta (tanggal 21 Desember).
Sosialisasi ini akan diisi oleh bincang bincang dengan filmmaker, tokoh
masyarakat, games, serta nonton bareng. Diharapkan dengan sosialisasi
awal ini, masyarakat akan tergerak untuk ikut mendukung film Indonesia.
Tidak hanya menjadi penikmat dan pengkritik, tapi juga berperan aktif
dalam memajukannya.
Jadi, sudah siapkah kita semua mendukung dan mencintai film negeri sendiri?