Medan. Perkembangan kreatifitas anak-anak di provinsi Sumatera Utara (Sumut) dalam menyampaikan pandangan, gagasan maupun harapannya kini semakin bervariasi dengan keunikan tersendiri. Mulai dari penyampaian secara pribadi maupun berkelompok dalam komunitas. Diantara banyaknya pilihan media yang dipergunakan oleh anak dalam berkreatifitas, salah satunya adalah melalui media film anak. Sampai saat ini saja, setidaknya sudah ada lebih dari 15 komunitas film anak yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten dan kota di Sumut.
Walaupun
dengan usia yang sangat muda antara 6 sampai 18 tahun, anak-anak
komunitas film terus berupaya belajar untuk memproduksi sebuah film,
baik dengan kategori fiksi maupun dokumenter. Saat ini bisa dipastikan
bahwa film merupakan media yang sangat berpengaruh besar terhadap
pembentukan karakter anak. Tentunya jika suguhan film yang ditonton
adalah baik, maka karekter anak yang sering menontonnya akan menjadi
baik dan apabila tontonan yang diberikan adalah yang tidak ramah anak,
maka anak akan tumbuh menjadi anak yang keliru.
Melihat
betapa pentingnya peranan film-film tersebut dalam mempengaruhi
perkembangan karakter anak, membuat para komunitas film anak terus
berupaya membuat karya-karya yang positif dan layak tonton dengan
nilai-nilai kearifan lokal yang kuat. Berbagai potensi baik secara
personal maupun alam pendukung, ataupun berbagai permasalahan sosial
yang sering kali terjadi di sekitar anak menjadi media yang tepat untuk
di publikasikan melalui film.
Tentunya
kreatifitas anak dengan kemampuan yang luar biasa tersebut perlu
diberikan apresiasi dan penghargaan yang sangat besar dari perbagai
pihak, baik lembaga non pemerintah, pemerintah daerah, pihak swasta dan
masyarakat secara bersama. Dalam hal ini, Pusat Kajian dan Perlindungan
Anak (PKPA) Medan sendiri sangat memberikan apresiasi positif dengan
penyelenggaraan Festival Film Anak (FFA) kembali, dan untuk kali ini
adalah rangkaian festival tahunan ke-enam. Sejak pertama kali,
penyelenggaraan FFA tahun 2008 sampai dengan 2013 tercatat sudah ada 111
film yang diperlombakan dengan kategori fiksi dan dokumenter.
Pada
tahun ini, penyelenggaraan FFA ke-enam dilaksanakan di Aula Martabe
Kantor Gubernur Sumatera Utara (31/8). Tema yang diangkat dalam gelaran
FFA ini adalah ”Aku dan Indonesiaku”. Dengan tema tersebut, para peserta
diharapkan mampu untuk memberikan gagasan, kritikan, maupun harapan
yang baik terhadap berbagai kondisi Indonesia yang anak-anak pahami. Dan
tentunya hal itu akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi para
pengambil kebijakan untuk mulai mempertimbangkan aspirasi anak, karena
mereka adalah tonggak kebesaran bangsa.
Penganugrahan film fiksi terbaik pertama tahun ini diberikan kepada film “Ini Aku Sheila” produksi Zoom In Production, film
fiksi terbaik kedua “ Penyesalan” dari komunitas Komfaz Production dan
untuk film terbaik ketiga “Sahabat” produksi PPA MDC Production.
Sedangkan untuk kategori film dokumenter dianugrahkan kepada film “Diantara Kita” produksi Film Multimedia 2 Production sebagai film terbaik pertama, film “Es lilin" Produksi PPA MDC Production untuk terbaik kedua, dan "Indahnya Taman Bermain" Produksi Komfaz Production sebagai terbaik ketiga. Selain itu penganugrahan juga diberikan kepada insan film terbaik kategori fiksi, seperti sutradara, kameramen, editor, ide cerita, pemeran utama wanita. Untuk kategori insan film documenter terbaik meliputi sutradara, cameramen, dan editor.
Sedangkan untuk kategori film dokumenter dianugrahkan kepada film “Diantara Kita” produksi Film Multimedia 2 Production sebagai film terbaik pertama, film “Es lilin" Produksi PPA MDC Production untuk terbaik kedua, dan "Indahnya Taman Bermain" Produksi Komfaz Production sebagai terbaik ketiga. Selain itu penganugrahan juga diberikan kepada insan film terbaik kategori fiksi, seperti sutradara, kameramen, editor, ide cerita, pemeran utama wanita. Untuk kategori insan film documenter terbaik meliputi sutradara, cameramen, dan editor.
Rangkaian
penganugrahan FFA semakin meriah dengan banyaknya atraksi anak yang
disuguhkan, seperti tari persembahan anak Amplas, koreo topeng shuffle,
modern dance dan beat box dari berbagai komunitas anak. Turut hadir
dalam rangkaian tersebut para perwakilan pemerintahan, pihak swasta,
lembaga swadaya masyarakat, pihak media, sekolah-sekolah SMP dan SMA,
serta komunitas-komunitas film anak di Sumatera Utara.
“Kami
berharap semakin banyak pihak yang perduli dan juga berperan aktif
dalam pengembangan kreatifitas anak di bidang perfilman. Adanya peran
pemerintah dan sektor swasta yang dapat mendukung penuh penyelenggaraan
FFA ke depannya.” Ucap Misran Lubis selaku Deputi PKPA dalam kata
sambutannya.