Film adalah karya visual yang terbagi menjadi beberapa jenis seiring
dengan berjalannya waktu dunia perfilman semakin maju dan industri
perfilman juga semakin kreatif, tidak harus terpaku oleh satu aspek
karya film bisa dibuat oleh siapapun dengan durasi berapapun, dengan
kamera apapun dan dengan tehnik apapun, berikut adalah beberapa jenis
film film yang sering kita lihat :
Film Dokumenter (Documentary Films)
Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya
Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang
dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata
‘dokumenter’ kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal
Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty.
Grierson berpendapat dokumenter merupakan cara kreatif merepresentasikan
realitas (Susan Hayward, Key Concept in Cinema Studies, 1996, hal 72).
Sekalipun Grierson mendapat tentangan dari berbagai pihak, pendapatnya
tetap relevan sampai saat ini. Film dokumenter menyajikan realita
melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun
harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran
informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
Intinya, film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film
documenter misalnya dokudrama (docudrama).
Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuantujuan estetis, agar
gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak
antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap menjadi pegangan. Kini
dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri dalam perfilman dunia. Para
pembuat film bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal ketika
terlibat dalam produksi film dokumenter. Tak hanya itu, film dokumenter
juga dapat membawa keuntungan dalam jumlah yang cukup memuaskan. Ini
bisa dilihat dari banyaknya film dokumenter yang bisa kita saksikan
melalui saluran televisi seperti program National Geographic dan Animal
Planet. Bahkan saluran televisi Discovery Channel pun mantap menasbih
diri sebagai saluran televisi yang hanya menayangkan program documenter
tentang keragaman alam dan budaya.
Selain untuk konsumsi televisi, film dokumenter juga lazim
diikutsertakan dalam berbagai festival film di dalam dan luar negeri.
Sampai akhir penyelenggaraannya tahun 1992, Festival Film Indonesia
(FFI) memiliki kategori untuk penjurian jenis film dokumenter. Di
Indonesia, produksi film dokumenter untuk televisi dipelopori oleh
stasiun televisi pertama kita, Televisi Republik Indonesia (TVRI).
Beragam film documenter tentang kebudayaan, flora dan fauna Indonesia
telah banyak dihasilkan TVRI. Memasuki era televisi swasta tahun 1990,
pembuatan film dokumenter untuk televisi tidak lagi dimonopoli TVRI.
Semua televisi swasta menayangkan program film dokumenter, baik produksi
sendiri maupun membelinya dari sejumlah rumah produksi. Salah satu gaya
film dokumenter yang banyak dikenal orang, salah satunya karena
ditayangkan secara serentak oleh lima stasiun swasta dan TVRI adalah
Anak Seribu Pulau (Miles Production, 1995). Dokudrama ini ternyata
disukai oleh banyak kalangan sehingga sekitar enam tahun kemudian
program yang hampir sama dengan judul Pustaka Anak Nusantara (Yayasan
SET, 2001) diproduksi untuk konsumsi televisi. Dokudrama juga mengilhami
para pembuat film di Hollywood. Beberapa film terkenal juga mengambil
gaya dokudrama seperti JFK (tentang presiden Kenedy), Malcom X, dan
Schindler’s List.
Film Cerita Pendek (Short Films)
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak negara
seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan
bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita
panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan
film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih
membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang
mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi
ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
Film Cerita Panjang (Feature-Length Films)
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-100 menit.
Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok ini.
Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120
menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
Profil Perusahaan (Corporate Profile)
Film ini diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan
dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan “Usaha Anda” di
SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi atau
promosi.
Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk kepentingan penyebaran informasi, baik tentang
produk(iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan
masyarakat atau public service announcement/PSA). Iklan produk biasanya
menampilkan produk yang diiklankan secara eksplisit, artinya ada
stimulus audio-visual yang jelas tentang produk tersebut. Sedangkan
iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu
produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan
tersebut. Dengan demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan
produk secara implisit.
Program Televisi (TV Programme)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum,
program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan noncerita.
Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni fiksi dan nonfiksi.
Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV
(populer lewat saluran televisi SCTV) dan film cerita pendek. Kelompok
nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil
tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri
menggarap variety show, TV quis, talkshow, dan liputan berita (news).
Video Klip (Music Video)
Video klip adalah sarana bagi produser music untuk memasarkan produknya
lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi
MTV tahun 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang
sebagai bisnis yang mengiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi
swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industri
tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi
bisnis utama (core busines) mereka. Di Indonesia tak kurang dari 60
video klip diproduksi tiap tahun.
Sumber