Menjadi Sutradara



Bagaimana Menjadi Seorang Sutradara ?

Gak ada kata yang pas menjawab pertanyaan di atas. Paling gampang untuk menjadi 
seorang sutradara adalah: ambil kamera (baca: camcorder), and starting to direct!.
Yuhuu.., you’re a director!.. kamu sudah jadi sutradara�.

Apa segampang itu?. Ya! Kalau maunya cuma segitu. Tapi maksud kamu pasti
bukan yang sederhana seperti itu. Ya kan?. Maka judul diatas mari kita
ganti menjadi Bagaimana Menjadi Sutradara Profesional atau “how do I become
a professional, paid film director ?”.

APA SEBENARNYA YANG DILAKUKAN SEORANG SUTRADARA?

Banyak orang gak tau apa sebenarnya yang dilakukan seorang sutradara film. Tapi kalau
kita harus strictly to the point, maka seorang sutradara adalah orang yang bertanggung
jawab atas layaknya sebuah film untuk dilihat, layaknya suara-suara yang diperdengarkan
dan layaknya aktor memerankan adegan.
Seorang sutradara adalah orang yang selalu berada di lokasi set. Dialah yang berperan
penting dalam hampir semua aspek pembuatan film. Mulai dari menyetujui model kostum
yang dipakai, audisi para pemeran (casting), menentukan sudut pengambilan gambar
(camera angle), menciptakan nuansa dan atmosfir adegan, menentukan gaya penampilan
pemeran, dan segala macam kreatifitas-kreatifitas yang harus ditampilkan oleh sebuah film.
Tapi ini bukan berarti bahwa seorang sutradara mengerjakannya sendiri. Dia harus bisa
memimpin sebuah departemen produksi untuk bersama-sama melakukannya, seperti
kameraman, petugas lighting, juru rias, petugas dekor, dll.
Seorang sutradara professional harus bisa membuat ide-ide kreatif bersama seluruh pimpinan
produksi. Mereka harus berkolaborasi!. Mengapa? Karena masing-masing pimpinan produksi
pastilah memiliki keahlian masing-masing. Sehingga masukan ide kreatif dari masing-masing
ahli itu akan sangat membantu untuk menciptakan film yang baik. Biasanya seorang sutradara
selalu didampingi penulis naskah pada saat proyek film akan dimulai. Selanjutnya bersama
editor dan pe�ata musik pada proses akhir. Itulah sebabnya mengapa seorang sutradara harus
bekerja mulai dari awal sampai akhir�
Dalam beberapa kondisi seorang sutradara kadang-kadang juga sebagai produser atau penulis
naskah. Tapi umumnya seorang sutradara rada ogah menjadi kameraman. Karena sutradara
harus lebih fokus pada pengaturan adegan. Masalah pengambilan gambar akan lebih baik
dipercayakan kepada DOP (Director of Photography) yang bertanggung jawab pada
kamera dan lighting. Karena pada dasarnya kameraman gak penting-penting amat
memperhatikan penampilan actor. Mereka lebih fokus bagaimana menciptakan gambar-gambar
yang bagus dan layak ditonton pemirsa.
Berbeda dengan sutradara film independent, maka biasanya sutradara akan merangkap
beberapa jabatan didalam proyek film. Bisa saja dia sebagai produser, penulis naskah,
kameraman, dan penyandang dana. Bahkan kadangkala dia pun bisa sebagai editor.
Ada dua cara kehidupan seorang sutradara dalam bekerja. Mereka bekerja sebagai sutradara
lepas (freelance) yakni direkrut oleh berbagai produser atau perusahaan produksi film untuk
menangani proyek film, atau mereka bekerja pada sebuah production house sebagai karyawan.
Pilihan kedua biasanya lebih disukai karena pendapatan seorang sutradara akan lebih stabil.
Tapi, pilihan mana pun yang dijalani, mentalitas sebagai seorang sutradara professional adalah
hal yang utama.