Perkembangan Film Anak di Sumut Perlu Ditingkatkan

Perkembangan kreatifitas anak-anak di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dalam menyampaikan pandangan, gagasan maupun harapannya kini semakin bervariasi dengan keunikan tersendiri. Mulai dari penyampaian secara pribadi maupun berkelompok dalam komunitas. Diantara banyaknya pilihan media yang dipergunakan oleh anak dalam berkreativitas, salah satunya adalah melalui media film anak. Sampai saat ini saja, setidaknya sudah ada lebih dari 15 komunitas film anak yang tersebar di berbagai wilayah kabupaten dan kota di Sumut.
"Film anak di Sumut mempunyai potensi yang tidak kalah dengan kota-kota besar seperti Jakarta, namun saat ini sarana pendukung untuk mereka masih kurang, dan terkesan diabaikan ini yang harus diperbaiki," ujar Deputi Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA), Misran Lubis, kepada MedanBisnis, Kamis (5/9).

Misran mengatakan, walaupun dengan usia yang sangat muda antara 6 sampai 18 tahun, anak-anak komunitas film terus berupaya belajar untuk memproduksi sebuah film, baik dengan kategori fiksi maupun dokumenter. Saat ini bisa dipastikan bahwa film merupakan media yang sangat berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter anak. Tentunya jika suguhan film yang ditonton adalah baik, maka karekter anak yang sering menontonnya akan menjadi baik dan apabila tontonan yang diberikan adalah yang tidak ramah anak, maka anak akan tumbuh menjadi anak yang keliru.

"Melihat betapa pentingnya peranan film-film tersebut dalam mempengaruhi perkembangan karakter anak, membuat para komunitas film anak terus berupaya membuat karya-karya yang positif dan layak tonton dengan nilai-nilai kearifan lokal yang kuat. Berbagai potensi baik secara personal maupun alam pendukung, ataupun berbagai permasalahan sosial yang sering kali terjadi di sekitar anak menjadi media yang tepat untuk di publikasikan melalui film," ujarnya.

Misran mengatakan, dengan kreatifitas anak dengan kemampuan yang luar biasa tersebut perlu diberikan apresiasi dan penghargaan yang sangat besar dari perbagai pihak, baik lembaga non pemerintah, pemerintah daerah, pihak swasta dan masyarakat secara bersama. Dalam hal ini, Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) Medan sendiri sangat memberikan apresiasi positif dengan penyelenggaraan Festival Film Anak (FFA) kembali, dan untuk kali ini adalah rangkaian festival tahunan ke-enam. Sejak pertama kali, penyelenggaraan FFA tahun 2008 sampai dengan 2013 tercatat sudah ada 111 film yang diperlombakan dengan kategori fiksi dan dokumenter.

Tahun 2013 ini, penyelenggaraan FFA ke-enam dilaksanakan di Aula Martabe Kantor Gubernur Sumatera Utara (31/8) lalu. Tema yang diangkat dalam gelaran FFA ini adalah ”Aku dan Indonesiaku”. Dengan tema tersebut, para peserta diharapkan mampu untuk memberikan gagasan, kritikan, maupun harapan yang baik terhadap berbagai kondisi Indonesia yang anak-anak pahami. Dan tentunya hal itu akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi para pengambil kebijakan untuk mulai mempertimbangkan aspirasi anak, karena mereka adalah tonggak kebesaran bangsa, katanya.

Sumber