Festival Film Pelajar Jogja 2013

Logo FFPJ 2013


Festival Film Pelajar Jogja adalah ruang belajar bersama, berbagi dan silaturahmi komunitas dan karya film pelajar tingkat sekolah menengah atas dan yang setara. Pada penyelenggaraan yang ke-4 di tahun 2013 ini panitia membuka kesempatan seluas-luasnya kepada peserta dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berpartisipasi. Kegiatan seminar, workshop, klinik film, temu komunitas serta kompetisi film pendek fiksi dan dokumenter akan menjadi bagian dari festival.
Festival Film Pelajar Jogja merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2010 secara sederhana. Sejak penyelenggaraannya yang pertama terdapat 258 karya film pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia yang berpartisipasi dalam festival ini. Karya-karya dari Sumatera Utara, Jambi, Pekanbaru – Riau, Lampung, Palu – Sulawesi Tengah, Denpasar – Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyajikan warna pemikiran-ide-gagasan, sikap-ekspresi, komunikasi dan eksplorasi teknik beragam. Panitia dan partisipan festival yang berdatangan dari beragam kalangan (pelajar-mahasiswa, guru-dosen, seniman, budayawan, aktivis, praktisi media, dll) memberikan apresiasi yang tinggi untuk segala ikhtiar peserta dalam berkarya, dengan segala keterbatasan dan kelebihannya.
Festival Film Pelajar Jogja akan selalu hadir tiap akhir tahun. Pada tahun 2013 ini festival akan diselenggarakan pada tanggal 14-15 Desember. Festival ini akan selalu dirayakan bersama untuk mendukung aktivitas komunitas film pelajar di Indonesia dengan segala dinamikanya.
Tujuan dan Manfaat
1. Belajar bersama memahami dan menggunakan film sebagai sarana ekspresi seni, komunikasi, pendidikan dan budaya.
2. Berbagi pengetahuan, pengalaman dan keterampilan pembuatan film.
3. Bersilaturahmi antarkomunitas pelajar yang memiliki minat belajar seni film serta menumbuhkembangkan kepedulian berbagai pihak dalam mendukung kegiatan komunitas film pelajar.
Pelaksanaan
Hari : Sabtu dan Minggu
Tanggal : 14 dan 15 Desember 2013
Pukul : 09.00 WIB - selesai
Tempat : Komplek Pondok Pemuda Yogyakarta
Kriteria Peserta dan Karya
1. Peserta adalah pelajar sekolah menengah atas/setara dari seluruh Indonesia.
2. Kategori karya FIKSI (live action & animasi) dan DOKUMENTER.
3. Tema bebas.
4. Durasi maksimal 10 (sepuluh) menit (sudah termasuk opening dan credit title).
5. Tahun produksi 2013.
6. Karya dibuat individu/kelompok, dalam satu sekolah yang sama/berbeda, dan dikirimkan atas nama sekolah yang diikuti sutradara.
7. Tim produksi pelajar aktif (dibuktikan dengan scan kartu pelajar terbaru).
8. Karya yang menggunakan bahasa lokal wajib diberi subtitle/teks bahasa Indonesia.
9. Boleh mengirimkan lebih dari 1 (satu) karya.
10. Karya yang pernah mengikuti festival lain boleh diikutsertakan.
11. Karya dikirimkan via pos dalam bentuk cakram DVD (PAL system) file .AVI paling lambat 10 Nopember 2013 (cap pos). Formulir pendaftaran dan kelengkapan karya boleh dikirimkan melalui email.
12. Musik/lagu dan materi lainnya (foto, video, grafis, dll) yang digunakan dalam film tidak boleh menggunakan milik orang lain, kecuali ada ijin tertulis dari pembuatnya. Peserta bertanggungjawab sepenuhnya atas hal ini jika ada tuntutan pihak lain di kemudian hari.
13. Hak cipta karya milik peserta. Khusus untuk kepentingan publikasi, penyelenggara dapat menggunakan karya (sebagian/utuh) untuk ditampilkan di website FilmPelajar.com dan media nirlaba lainnya.
14. Keputusan juri adalah mutlak, tidak dapat diganggu gugat.
15. Jika dikemudian hari didapatkan bukti bahwa karya pemenang diragukan keasliannya, maka penyelenggara berhak membatalkan dan menarik penghargaan yang sudah diberikan.
Juri Utama
1. Perwakilan dari Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
2. Perwakilan dari Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.
3. Perwakilan dari Padepokan Film Grabag Magelang – Jawa Tengah.
Juri Seleksi
Tim Panitia Festival Film Pelajar Jogja 2013.
Penghargaan
1. Karya Terbaik I Kategori Fiksi mendapatkan Piala dari Dekan Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Yogyakarta + Sertifikat.
2. Karya Terbaik I Kategori Dokumenter mendapatkan Piala dari Wahana Audio Visual Indonesia + Sertifikat.
3. Karya Terbaik II dan III kategori Fiksi dan Dokumenter masing-masing mendapatkan Piala dari Panitia + Sertifikat.
Sekretariat Penerimaan Karya
Jln. Veteran, Gg. Janur Kuning No. 11 A
Pandean, Umbulharjo, Yogyakarta 55161
HP:             0878-3942-0097       (Eni)
Website: www.filmpelajar.com
Email: festivalfilmpelajarjogja@yahoo.com
Twitter: @filmpelajar dan @ffpj2013
Page Facebook: Festival Film Pelajar Jogja
Grup Facebook: Forum Film Pelajar Indonesia
Penutup
Festival Film Pelajar Jogja adalah sebuah hajatan yang dihidupi oleh beragam pihak yang memiliki perhatian terhadap tumbuhkembangnya komunitas film pelajar Indonesia. Festival Film Pelajar Jogja terus membuka diri terhadap dukungan dan kerjasama berbagai pihak yang memiliki visi sebangun. Dukungan yang paling utama adalah partisipasi karya-karya pelajar dari berbagai wilayah di Indonesia beserta doa dan kehadiran tim produksinya di Jogja untuk belajar bersama, berbagi dan bersilaturahmi

Sumber

10 Film Omnibus Terbaik

Dalam dunia perfilman, ada beberapa istilah dalam genre perfilman itu sendiri, salah satunya adalah Omnibus atau Anthology. Kata ‘omnibus’ berasal dari bahasa Latin ‘omnibus’ yang artinya ‘untuk semuanya’. Mungkin ini sebabnya dalam suatu film omnibus, ada genre berbeda-beda yang ditawarkan. Drama, komedi, horor, thriller, dan romkom. Dalam suatu omnibus boleh ada satu tema, atau satu sutradara, atau satu penulis, atau satu aktor yang selalu muncul. Check this out :
1. 4Bia

4bia atau Phobia adalah film horor Thailand yang terbagi atas empat segmen yang masing-masing segmen ditulis dan disutradarai oleh Youngyooth Thongkonthun, Banjong Pisanthanakun, Parkpoom Wongpoom, and Paween Purijitpanya.
1. Kebahagiaan/Kesendirian (Judul asli – Ngao/Loneliness; Sutradara: Youngyooth Thongkonthun)
Pin adalah seorang gadis muda yang tinggal sendirian diapartemennya. Kecelakaan yang menyebabkan kakinya harus digips sukses menyabotase kesehariannya, dan membuatnya terus berada dikamarnya. Kesehariannya hanya melihat internet dan kirim sms dengan temannya, sampai suatu ketika ada sebuah sms dari nomor tak dikenal yang ingin kenalan dengan Pin. Awalnya Pin merasa sangsi, tapi karena ia benar-benar tidak ada pekerjaan, ia akhirnya melayani pengirim itu. Pin pun senang ketika tahu bahwa pengirim sms itu adalah seorang pria.
Keseharian Pin berubah menjadi lebih ceria, karena pria itu membalas sms-sms Pin cepat sekali, tidak seperti teman-temannya. Sesuai judul segmen ini, Pin akan merasa bahagia jika sms-nya langsung direspon, tapi sangat kesepian kalau sms-nya tak kunjung direspon. Pria itu pun minta Pin mengirimkan fotonya, dan Pin meminta sebaliknya. Setelah mengirimkan fotonya, Pin dikejutkan karena pria tadi hanya mengirimkan kembali foto yang Pin kirimkan padanya. Pin merasa si pria mempermainkannya, sampai pria itu meminta Pin untuk melihat lebih jelas difotonya, dan ketika dilihat, terlihatlah siluet seorang pria sedang ikut berfoto dengan Pin.
2.Mata Ganti Mata (Judul Asli – Yan Sang Tai/Deadly Charm; Sutradara: Paween Purikitpanya)
Pink adalah siswi SMU yang juga anggota dari geng sekolah yang paling berkuasa. Suatu hari, gengnya kecuali Pink dan Chieko, anggota lain, dilaporkan oleh seorang siswa nerd bernama Ngid karena ketahuan sedang menghisap ganja. Ngid pun dihajar habis-habisan oleh geng itu. Beberapa hari setelah malam “penghajaran” Ngid, ia kembali kehadapan geng itu, dengan membawa buku yang jika sebuah gambar dilihat, yang melihatnya akan segera mati. Geng itu kembali menangkap Ngid, tapi Chieko melihat gambar itu dan terjatuh kederetan besi tajam yang melubangi lehernya. Pemimpin geng yang marah karena Chieko terluka pun mendorong Ngid dan secara tidak sengaja membuatnya melihat gambar itu sendiri. Ngid pun ketakutan karena ia sekarang terkena kutukan, dan karena tidak hati-hati ia pun terjatuh dari jendela dan tertusuk tiang bendera diluar.
3.Orang Ditengah (Judul asli – Kon Klang/Person or Persons Unknown; Sutradara: Banjong Pisanthanakun)
Aey, Puak, Shin dan Ter adalah pemuda yang menyukai rafting. Sebelum tidur, mereka saling bercerita dan mengejek, namun salah satu diantaranya, Aey, bercanda bahwa jika ia mati disana, ia akan mengajak orang yang tidur di tengah untuk tidur bersamanya. Keesokan harinya, ketika sedang bermain arung jeram, karena kebodohan Puak yang berdiri di atas kapal, kapal mereka pun sukses terbalik dan menjatuhkan semua penumpangnya. Aey, Puak dan Shin berhasil sampai ketepian, tapi Ter masih tenggelam. Aey pun berinisiatif menolongnya, tapi ketika Ter sampai ketepian, Aey sudah tidak terlihat lagi.
Malamnya ketika akan tidur, Ter pun teringat terhadap candaan Aey malam sebelumnya, yang diikuti dengan persetujuan dari Shin. Puak yang awalnya tidak peduli, akhirnya memutuskan bahwa mereka akan tidur dengan posisi segitiga agar tak ada yang tidur di tengah.
4.Penerbangan 224 (Judul asli – Teaw Bin 224/Flight 224; Sutradara: Parkpoom Wongpoon)
Pim, seorang pramugari dikejutkan bahwa ia harus mengudara pada hari liburnya untuk menjemput seorang putri dari kerajaan Vanistan, Sophia. Awalnya ia akan berdua dengan temannya, Tui, tapi Tui sedang ada masalah dan Pim pun sendirian bersama putri Sophia dipesawat itu. Suami putri Sophia, pangeran Albert sudah terlebih dahulu berada di Thailand. Selama dipesawat, putri Sophia bertindak semena-mena pada Pim, mulai dari menjatuhkan kopi panas ketangan Pim sampai menceritakan bagaimana hukuman bagi yang berselingkuh dikerajaannya, yaitu wanita itu akan disiksa, dan sebelum meninggal, ia harus berlutut pada istri dari pria yang diselingkuhinya untuk minta ampun. Pim pun berniat balas dendam.
2. Paris Je T’aime

Paris, je t’aime (Bahasa Prancis untuk (Paris, Aku Cinta Kamu) adalah sebuah film tahun 2006 yang dimainkan beberapa aktor dari beberapa negara termasuk Amerika, Inggris, dan Prancis. Film 2 jam ini terdiri dari 18 film pendek yang terjadi di arrondissement (sektor) yang berbeda. Film ini disutradarai oleh 21 sutradara termasuk Gurinder Chadha, Sylvain Chomet, Joel dan Ethan Coen, Gerard Depardieu, Wes Craven, Alfonso CuarĂ³n, Nobuhiro Suwa, Alexander Payne, Tom Tykwer, Walter Salles dan Gus Van Sant. Film ini terdiri dari 18 film pendek. Aslinya, film ini terdiri dari 20 film pendek. Mengikuti 20 sektor di Paris. Namun karena beberapa kendala, 2 film tidak jadi dimasukan.
3. Cinta Setaman

Film ini mengisahkan 8 cerita yaitu, kisah anak kecil yang selalu bekerja keras seharian demi hanya sebotol air bersih dan sepasang sepatu roda, kisah kakak beradik penjual dvd bajakan yang mulai berseteru lantaran sang adik mulai keranjingan minum kopi starbucks, kisah anak seorang psk yang mulai terpikat dengan sorang lelaki namun lelaki itu guru PMP nya, kisah orang Jepang yang haus mencari cinta sejati dan bertemu seorang gadis pemandu karaoke, kisah seorang sutradara televisi, yang bergaji kecil mencari pelepasan dari tekanan isteri dan atasan kantornya, Kisah seorang ibu kepala sekolah taman kanak-kanak yang berusaha menjalani kaidah Islam yang di yakininya di tengah-tengah segala himpitan hal-hal duniawi, kisah mantan sopir dari sorang asing yang justru punya masalah besar setelah ia menerima hadiah berharga kenang-kenangan dari sang boss, Kisah seorang wanita pedagang kain, yang saat impian hidupnya naik haji bisa di topang oleh sang anak satu-satunya, ia malah menemukan sebuah kenyataan lain. Semua cerita tersebut terangkai dalam satu tema cerita cinta dan di bintangi oleh 27 aktor dan aktris papan atas Indonesia.
4. Perempuan Punya Cerita
Perempuan Punya Cerita merupakan kumpulan 4 film pendek yang dikemas dalam sebuah film drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film ini dibuat dengan mendekati subyek mereka memakai perspektif perempuan.
Film ini terdiri dari empat segmen yang disutradarai oleh empat sutradara dan dua penulis skenario yang berbeda. Segmen pertama dengan judul Cerita Pulau ditulis oleh Vivian Idris dan disutradarai oleh Fatimah Rony. Segmen ke-dua berjudul Cerita Yogyakarta ditulis oleh Vivian Idris dan disutradarai oleh Upi Avianto. Segmen ke-tiga berjudul Cerita Cibinong ditulis oleh Melissa Karim dan disutradarai oleh Nia Dinata. Segmen ke-empat berjudul Cerita Jakarta ditulis oleh Melissa Karim dan disutradarai oleh Lasja Fauzia Susatyo
Perempuan Punya Cerita dibintangi antara lain oleh Fauzi Baadila dan Kirana Larasati. Tayangan perdananya pada pertengahan Januari 2008.
5. Takut: Faces of Fear

Takut: Faces of Fear merupakan film antologi horor dari Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film ini dibintangi antara lain oleh Dinna Olivia, Fauzi Baadila, Marcella Zalianty, Shanty, Lukman Sardi, Eva Celia Latjuba, dan Mike Muliadro.
Segment 1 : Show Unit
Bayu (Lukman Sardi) dan Dinna (Marcella Zalianty) adalah pasangan yang bulan depan akan menikah dan saat ini tinggal di sebuah kompleks perumahan mewah. Dinna dahulu bercerai dengan suaminya Andre (Donny Alamsyah) dimana dari pernikahan itu berbuahlah seorang putri bernama Shira. Dalam pesta di rumah tetangganya, Bayu melihat lampu rumahnya menyala dan menyangka rumahnya dimasuki oleh perampok. Bayu pun masuk dengan menggenggam pisau dan berusaha mencari perampok, namun malah menusuk Shira yang ternyata hanya ingin mengagetkan Bayu saja. Berkeringat dingin karena membunuh Shira yang tidak bersalah, dalam ketakutannya Bayu memasukkan mayat Shira ke dalam bagasi mobilnya.
Segment 2 : Titisan Naya
Naya (Dinna Olivia) adalah seorang gadis berpola pikir metropolitan dan modern. Namun ia dilahirkan di keluarga Jawa yang adat-adatnya masih dipertahankan. Malam itu Naya harus menginap di tempat keluarga jauhnya yang sedang mengadakan sebuah upacara cuci keris keramat adat kejawen bersama seluruh anggota keluarga besar. Bukannya mengikuti, ia malah merayu sepupunya Leo (Junior Liem) di kamar atas. Diatas, Leo memperingatkan Naya atas sikap Naya yang acuh dan kurang ajar terhadap upacara tersebut. Saat Naya dan Leo hampir berciuman, lampu mati tepat saat ayam yang digunakan sebagai prosesi ritual meninggal.
Segment 3 : Peeper
Bambang (Epy Kusnandar) adalah seorang pria yang bertugas sebagai petugas kebersihan / cleaning service yang sangat gemar dengan hobi (voyeur), dimana ia sangat mencintai dan menikmati keindahan tubuh wanita melalui lubang intip. Suatu hari ia mengunjungi sebuah teater yang menyuguhkan pertunjukan wayang orang. Bambang diberikan tiket gratis oleh seorang pengelola teater itu, dan menonton pertunjukan tentang Sarpanaka (Wiwid Gunawan). Bambang terpikat dengan gemulai dan misteriusnya penari Sarpanaka dan ingin sekali menikmati keindahan tubuh sang penari wanita tersebut. Setelah pertunjukan selesai, Bambang menyelinap ke belakang panggung dan mengintip kamar ganti wanita itu. Bambang yang lengah sejenak, kaget melihat wanita itu menghilang.
Segment 4 : The List
Andre (Fauzi Baadila) menemukan dirinya mulai terganggu oleh ilmu santet aneh yang dikirim oleh mantan pacarnya yang pencemburu, Sarah (Shanty). Sarah yang dendam kepada Andre membayar seorang Dukun (Ahmad Syaeful Anwar) yang disewa Sarah untuk menghukum Andre dalam serentetan adegan serangan ilmu hitam yang lucu namun menyeramkan. Sarah meminta dukun tersebut agar ia bisa melihat Andre dan supaya Andre bisa melihat Sarah juga. Dan demikianlah yang terjadi, Sarah melihat Andre dalam pantulan air sang Dukun dan Andre melihat Sarah dengan TV-nya.
Segment 5 : The Rescue
Ledakan “Laboratorium Namro-4″ di Jakarta membuat sebuah virus aneh menyebar dengan ganas, membuat Jakarta diambang kehancuran dan menjadikannya kota mati yang secara resmi dikarantina. Jakarta kini dipenuhi sekelompok ‘manusia’ haus darah yang memburu semua makhluk yang bergerak untuk dimangsa. Tim Gegana dikirim ke kota Jakarta dalam sebuah Operasi Penyelamatan untuk mencari sisa-sisa manusia yang belum terjangkit. Gadis (Eva Celia) dan Anton (Sogi Indra Dhuaja)adalah warga sipil yang berhasil ditemukan oleh tim Gegana yang turun dalam operasi tersebut, yaitu Antariksa (Reuben Elishama), Ngurah Rai (Ananda George), dan Hatta (Tegar Satrya). Cerita ini menceritakan usaha tim tersebut untuk keluar dari sebuah gedung yang menjadi sarang ribuan “manusia ganas” ke gedung lain yang menjadi titik penjemputan helikopter penyelamat. Hatta meninggal dalam perjalanan tersebut, sementara Anton dan Antariksa yang berpencar dari lainnya, berhasil sampai duluan ke tempat tersebut.
Segment 6 : Dara / Darah
Dara (Shareefa Daanish) adalah seorang juru masak sekaligus pemilik sebuah restoran mahal. Perawakan Dara yang anggun dan cantik membuat banyak pria tertarik dan datang ke rumahnya. Adjie (Mike Muliadro), Eko (Dendy Subangil), dan Rama (Ruli Lubis) datang di waktu yang hampir bersamaan, padahal Dara sudah mengatur mereka untuk datang di malam berbeda. Adjie yang memang direncanakan datang malam itu oleh Dara, diberi obat tidur dan dikurung di kamar jagal yang berisi potongan-potongan tubuh manusia. Sebelum Dara sempat menghabisinya, Eko datang dan membuat Dara terpaksa meniggalkan Adjie dalam keadaan terikat tak berdaya. Eko pun disediakan makan malam oleh Dara. Dalam suasana tak terduga, Rama pun juga datang dan juga dihidangkan makan malam oleh Dara. Musik klasik mengiringi pembicaraan mereka berdua, tapi, Adjie berhasil melepas penutup mulutnya dan tentunya berteriak minta tolong di tengah proses melepaskan diri itu. Hal itu membuat Eko curiga, saat ia berdiri, Dara yang sudah menyiapkan banyak senjata dibawah meja makan, mengambil golok dan menggorok leher Eko hingga Eko menggelepar di lantai, sementara Rama hanya terduduk mati kutu karena ketakutan.
6. VALENTINE’S DAY

Film ini menceritakan beberapa kisah cinta yang terjalin pada hari Valentine.
Kate (Julia Roberts) adalah seorang perwira militer yang menjadi penumpang dalam sebuah penerbangan dari Irak ke Los Angeles ketika ia bertemu Holden (Bradley Cooper), seorang laki-laki gay.
Pemilik toko bunga, Reed (Ashton Kutcher) mengajak pacarnya, Morley (Jessica Alba), untuk menikah setelah dia mengetahui bahwa sahabatnya, Julia (Jennifer Garner), punya pacar bernama Harrison (Patrick Dempsey) yang ternyata sudah menikah. Ibu Julia, Estelle (Shirley MacLaine) adalah pensiunan yang bahagia yang harus mengungkapkan perselingkuhannya di masa lalu kepada suaminya, Edgar (Hector Elizondo), sementara cucunya (Emma Roberts) akan berhubungan seks dengan pacarnya di sekolahnya. Tyler Harrington (Taylor Lautner) dan Samantha Kenny (Taylor Swift) juga adalah sepasang kekasih yang akan berpacaran di sekolah.
Seorang asisten bernama Liz (Anne Hathaway) bekerja di agen pencarian bakat terbesar di kota dan berpacaran dengan pegawai bagian surat, Jason (Topher Grace). Sementara itu, seorang wartawan bernama Kara (Jessica Biel) harus bekerja pada hari Valentine bersama bosnya Kelvin Briggs (Jamie Foxx) yang mana Kara jatuh cinta padanya.
Kathy Bates berperan sebagai “ahli terapi cinta” dan Joe Jonas mengisi suara anjing milik Morley.
7. Jakarta Maghrib
Jakarta Maghrib merupakan film Indonesia yang dirilis pada 4 Desember 2010. Film ini disutradarai oleh Salman Aristo serta dibintangi antara lain oleh Indra Birowo, Widi Mulia, Asrul Dahlan, Sjafrial Arifin, Lukman Sardi, Ringgo Agus Rahman, Deddy Mahendra Desta, Fanny Fabriana, Lilis, Reza Rahadian, Adinia Wirasti, dan Aldo Tansani.
Film Jakarta Maghrib merangkum “Maghrib” sebagai waktu spesial yang telah lama menebar berbagai anggapan ke tengah masyarakat. Ia berusaha menangkap maghrib bukan saja sebagai fenomena relijius tetapi sebagai bagian yang khas dari masyarakat urban Jakarta, lalu menyusunnya kedalam lima tautan cerita sebagai strategi penyampaian narasinya.
8. Sad Movie

Dengan Gwan Kwon Jong-gwan sebagai sutradara dan sederet bintang Korea papan atas mulai dari Jung Woo-sung, Im So-jeong, Cha Tae-hyun, Yeom Jung-ah, Shin Min-ah, Son Tae-young, dan Lee Ki-woo, Sad Movie menghadirkan empat kisah yang saling bertautan.
Kisah pertama adalah tentang Jin-woo (Jung Woo-sung) yang berprofesi sebagai seorang pemadam kebakaran yang memacari seorang penerjemah bahasa isyarat bernama Su-jung. Hanya satu hal yang membuat hubungan keduanya sulit untuk diteruskan ke jenjang pernikahan : Jin-woo menolak untuk melepas profesinya yang penuh bahaya dan kerap membuat Su-jung kuatir.
Tokoh kedua adalah Su-eun (Shin Min-ah), adik Su-jung yang bisu dan mempunyai bekas luka di pipi. Meski kerap memberikan dukungan bagi kakak dan calon iparnya, Su-eun sendiri mempunyai problem : saat bekerja sebagai badut di taman hiburan, ia jatuh cinta pada pelukis Sang-gyu (Lee Ki-woo). Karena keterbatasannya, Su-eun hanya bisa mendekati Sang-gyu dengan kostum yang dipakainya sehari-hari.
Ju-yung (Yeom Jung-ah) adalah tokoh ketiga dalam film, seorang pekerja keras yang kerap bertengkar dengan putranya Hui-chan. Keadaan mulai berubah ketika Ju-yung masuk rumah sakit akibat ditabrak mobil, Hui-chan mulai membaca buku harian sang ibu yang menceritakan tentang kelahiran hingga saat dirinya dibesarkan. Suasana sedih makin terasa ketika belakangan Ju-yung divonis mengidap kanker.
Dalam perjalanan cerita, Hui-chan berpapasan dengan Ha-seok (Cha Tae-hyun), si tokoh keempat yang bekerja serabutan sebagai target pukul seorang petinju. Harapannya hanya satu : bisa mendapat banyak uang untuk bisa merebut kembali cinta kekasihnya Suk-hyun (Son Tae-young).
Sesuai dengan judulnya, Sad Movie benar-benar menghadirkan empat kisah yang penuh derai air mata.
9. New Year’s Eve
Pada malam tahun baru beberapa warga kota New York mengalami kejadian yang tak biasanya terjadi dalam hidup mereka. Mereka akan dipertemukan dengan beberapa orang yang bakal mengubah hidup mereka, beberapa adalah orang yang sempat singgah dalam kehidupan mereka sementara beberapa adalah orang yang baru pertama kali mereka kenal.
Setahun yang lalu Sam Ricker (Josh Duhamel) sempat bertemu seorang wanita yang tak pernah bisa ia lupakan. Tahun ini Sam berharap bisa bertemu wanita itu lagi. Di saat yang sama, Ingrid (Michelle Pfeiffer) memutuskan kalau tahun ini ia tak boleh melewatkan semua yang telah ia rencanakan sebelumnya. Semuanya harus terwujud.
Tess (Jessica Biel) sangat berharap bisa melahirkan tepat di malam tahun baru sedangkan Randy (Ashton Kutcher) justru adalah orang yang paling membenci malam tahun baru. Lain lagi dengan Laura Carrington (Katherine Heigl) yang sangat berharap bisa menikmati liburan namun terpaksa harus bekerja di saat semua orang merayakan malam tahun baru.
Konsep ini sempat ditawarkan film berjudul Valentine’s Day. Malahan awalnya film berjudul New Year’s Eve ini dimaksudkan sebagai kelanjutan dari Valentine’s Day meski pada akhirnya film ini malah berdiri sendiri sebagai film yang lepas dari Valentine’s Day. Menggabungkan banyak karakter penting dalam satu film memang punya tingkat kesulitan cukup tinggi namun semoga saja dengan sederet pemeran dengan kemampuan akting di atas rata-rata, sutradara Garry Marshall bisa mengatasinya dengan baik.
10. LOVE ACTUALLY

Love Actually adalah salah satu film komedi romantis ber-setting jelang Natal yang berasal dari Inggris yang dibuat pada tahun 2003. Film ini dibuat pada tahun 2003, dengan mengambil setting lima pekan menjelang Natal. Alur ceritanya sendiri berisi delapan cerita dengan keterkaitan satu sama lain. Dan pada akhir film, semua pemeran film ini bertemu di bandara Heathrow, Inggris, sebulan setelah Tahun Baru.

Bonus!

BOHONG

Omnibus ini merupakan omnibus pertama di sumatera utara yang di dukung oleh Kofi Sumut (Komunitas Film Sumatera Utara). 

Produksi 5 komunitas film indie.
- Mid Films "Kong Kali Kong" Karya Andi Hutagalung

 
Perjalanan ke Berastagi membawa Biner ke pusaran konflik antara sekelompok bandit proyek. Kastar sahabat sekaligus pemandu Biner meminta pertolongan kepada Azon. Kastar tak menyadari bahwa Azon adalah bagian dari sebuah konspirasi antar-elit yang dipimpin Lidya. 

- Manuprojectpro "Kontradiksi" Karya Immanuel Prasetya Gintings

 
Kesenjangan hubungan pertemanan dengan permusuhan yang berliku tajam dan permainan "tipu daya" yang akan membuat siapapun tak akan bisa menebak apa yang akan terjadi pada akhirnya...

- Opique Pictures "Ego" Karya Winda Mitari Utami

 
Film ini menceritakan konflik keluarga yang sering terjadi dalam kehidupan sehari hari

- Matasapi Films "Segi Empat" Karya J Hendry Norman

 
sebuah film pendek semi drama action kisah perselingkuhan yang di bungkus dengan adegan semi action. Produksi tahun 2013 oleh Matasapi Films yg di sutradarai oleh J Hendry Norman.

- Rufi Komuniti "Seribu" Karya Muhammad Abrar.

 


Konspirasi Zionis Dalam Perfilman di Indonesia ; Bagian Dari Media Liberalisme Islam di Layar Lebar























Belum lama ini terjadi kehebohan seputar isu penarikan atau pemberhentian pemutaran Film Asing terutama dari Hollywood di Indonesia.
Isu penghentian suply Film Asing ke Indonesia, tentu saja mencengangkan banyak pihak, terutama para pelaku film, pecinta sinema, hingga para pelaku yang bergelut di dunia layar lebar. Spontan isu ini melebar menjadi topik-topik perbincangan hangat di kalangan pemerhati film.
Budayawan sekaligus pemain film Sujiwo Tedjo, seperti dikutip inilah.com, menganggap penarikan film Hollywood merupakan kesewenang-wenangan fihak Amerika Serikat (AS). Padahal menurutnya, sekalipun pajak film naik, produsen film Hollywood tetap untung.

"Jadi menurut aku itu cuma kesewenang-wenangan pihak Amerika saja dan pasti mereka akan menang," ujar Sujiwo Tedjo di Jakarta, Minggu (20/2/2011).
Namun melangkah maju dari amarah Sudjiwo Tedjo, fakta “menyakitkan” dari pecinta film di Indonesia mengundang silang sengketa di antara mereka. Mereka terjebak pada dominasi dua pendapat yang nyaris bertabrakan: antara yang mendukung dengan yang menolak, yang gembira dengan nestapa.

Kalangan yang mendukung pemberlakuan pemberhentian pasokan film asing melihat bahwa hal ini adalah peluang emas bagi perfilman Indonesia untuk dapat maju dengan pesat. Tidak hanya itu, mereka menganggap bahwa importir perfilman asing terlalu serakah karena berusaha untuk tidak menyetujui kenaikan pembebanan pajak yang nantinya akan diterapkan.

Berbeda pendapat dari kalangan kontra, fihak yang menolak memiliki argumen nyaris bertolak belakang. Pada dasarnya kubu yang melayangkan aksi penolakan terbagi pada dua tema. Pertama, mereka menolak karena berhentinya pasukan film asing ke Indonesia akan menandakan matinya kreatifitas sineas muda.

Mereka melihat bahwa sineas muda Indonesia berpeluang berada pada jurang stagnasi kreatifitas mengingat mereka kini tidak lagi memiliki informasi update tentang trend film dunia. Film Indonesia selama ini tidak juga memberikan warna baru yang bisa menandingi laju perkemangan film-film Holywood, kata mereka.

Sedangkan, aktris kawakan, Jajang C. Noer, dalam wawancaranya di Metro TV beberapa waktu lalu menyatakan tidak ada kaitannya antara pemberhentian film asing dengan majunya film Indonesia. Jajang ingin mendebat kalau tidak mau dibilang menunda optimisme sebab selama ini ia menilai tidak ada kaitan berarti antara melesatnya film Indonesia simetris dengan menjamurnya film Asing di bumi pertiwi.

Bahkan Norca Massardi, orang yang kita kenal aktif sebagai juri film, memiliki perspektif lain. Ia melihat pada konten lebih jauh pada laju perekenomian bioskop-bioskop di Indonesia.

“Bioskop 21 Cineplex punya sekitar 500 layarnya di Indonesia. Sebagai pihak yang diberi hak untuk menayangkan film impor akan kehilangan pasokan ratusan judul film setiap tahun. Itu layar akan menganggur, bahkan bisa ditutup kalau tidak ada yang bisa ditayangkan.” kata Noorca Masardi sebagai juru bicara 21 Cineplex, seperti dikutip seputarkita. Info, 19 Februari 201.

Pria yang lahir 56 tahun lalu ini, menyimpulkan bahwa penyelenggara bioskop adalah fihak yang akan dirugikan dari dampak pemberhentian pasokan film asing. Bioskop selama ini menjadi salah satu bagian dari pergerakan ekonomi nasional dalam bidang hiburan.

Sebagaimana diketahui, setiap kopi film impor yang masuk ke Indonesia, selama ini sudah dikenakan bea masuk+pph+ppn sebesar 23,75% dari nilai barang. Selain itu, selama ini, pemerintah melalui Ditjen Pajak dan Kemenkeu juga selalu menerima pembayaran pajak penghasilan 15% dari hasil eksploitasi setiap film impor yang diedarkan di Indonesia.

Seperti dikutip kompas.com 18 februari lalu, tindakan ekspor film diambil lantaran MPA (Motion Picture Association, yang berwenang melakukan peredaran film hollywood di Indonesia) merasa keberatan dengan peraturan pajak bea masuk atas hak distribusi film impor di Indonesia yang berlaku efektif bulan kemarin. MPA protes dan menilai produk mereka seharusnya bebas bea masuk impor.
Argumentasi MPA, kemudian dibantah Heri Kristiono selaku Direktur Teknis Kepabeanan. Seperti dikutip forum.kompas.com, 20 Februari, Heri Kristiono mengatakan bahwa pengenaan bea masuk bukan hal baru, melainkan aturan lama yang mengacu pada ratifikasi Artikel 7 kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Menyambung daripada itu semua, Noorca berharap pemerintah bisa mempertimbangkan kembali ketentuan baru tersebut sehingga bisa terus memberikan ruang kepada publik untuk mendapatkan hak hiburan seluas-luasnya.

"Prihatin atas keputusan pihak asing yang tidak mau lagi mendistribusikan filmnya ke Indonesia, kami yang bergerak di bidang bioskop hanya bisa berharap dan berdoa semoga pihak MPA bisa kembali mendistribusikan film ke Indonesia," lanjut Noorca Masardi.

Pertanyaannya kemudian adalah dimanakah posisi kita sebagai umat muslim melihat gejala ini? Apa sikap kita melihat tantangan global sudah ada depan mata kita? Saya berharap jawabannya adalah kita menolak film asing asing sekaligus juga tidak mendung asumsi bahwa ini adalah arus untuk memajukan film nasional.

Logikanya sederhana saja: betulkah Motion Picture Association yang bernaung di Amerika Serikat tidak mampu membayar pajak dari negara “kecil” seperti Indoseia. Masuk nalarkan Amerika yang selama ini terkenal melemparkan faham hedonisme dan hura-hura lewat film-filmnya merasa frutasi hanya karena pembiayaan pajak bea masuk+pph+ppn sebesar 23,75% dari nilai barang.

Atau jangan-jangan ini adalah bagian dari konspirasi, taktik, strategi mereka yang ingin melihat jutaan remaja Indonesia, dewasa, pemuda-pemuda muslim, dan wanita berjilbab turun ke jalanan mengemis agar Holywood kembali ke Indonesia. Semuanya ini mereka lakukan demi membuka mata kita semua: Siapakah raja dan tempat bergantung sesungguhnya masyarakat Indonesia selama ini?
Kita lupa siapakah Motion Picture Association. Kita lupa siapakah adikuasa sebenarnya di balik nama besar mereka, dan kita lupa apa misi mereka sesungguhnya. Motion Picture Association of America (MPAA) tidak lain adalah asosiasi zionis dalam kancah perdagangan nirlaba Amerika Serikat yang bertujuan memajukan kepentingan bisnis lewat studio film.

Ia didirikan pada tahun 1922 sebagai asosiasi perdagangan untuk industri film Amerika. Sementara itu, Motion Picture Export Association of America (Asosiasi Ekspor film Amerika, disingkat MPA) dibentuk tahun 1945 untuk memajukan pemasaran film Amerika di seluruh dunia, dan membuka proteksi impor di berbagai negara terhadap film Amerika Serikat.

Anggota MPAA sendiri terdiri dari enam studio besar Hollywood yang terkait erat dengan Jaringan Yahudi Internasional dalam kancah perfilman diantaranya: The Walt Disney Company, Sony Pictures, Paramount Pictures (Viacom—DreamWorks), 20th Century Fox (News Corporation, Universal Studios (NBC Universal, dan Warner Bros. (Time Warner).

Oleh karena itu kita sebagai umat musli tidak boleh alpa terhadap yang dikatakan Samuel Zweimmer, Ketua Umum Asosiasi Agen Yahudi pada sambutan pembukaan Konferensi Yerusalem di tahun 1935 jauh sebelum invasi perfilman zionisme melanglang buana ke seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Bayangkan mereka sudah merancang bagaimana faham-faham zionis akan disebarkan ke berbagai mancanegara melalui media apapun. Ketika kita tidur, ketika kita belajar, ketika kita beraktifitas, mereka secara rapih memasang ancang-ancang bagaimana suatu saat kelak masyarakat muslim akan jauh dari agamanya, dan bertekuk lutut didepan wajah mereka, tanpa kita sadari.

Yang perlu saudara-saudara perhatikan adalah bahwa tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim saudara-saudara ke negeri-negeri Islam, bukanlah untuk mengharapkan kaum muslim beralih ke agama Yahudi atau Kristen. Bukan itu. Tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari islam, menjauhkan mereka dari islam, dan tidak berpikir mempertahankan agamanya. Di samping itu saudara-saudara harus menjadikan mereka jauh dari keluhuran budi, jauh dari watak yang baik… Saudara-saudara patut mengetahui bahwa para tetua kita sangat gembira dengan segala apa yang telah saudara-saudara hasilkan. Oleh sebab itu, lanjutkanlah perjuanganmu demi risalah agamamu. Semoga saudara-saudara semua mendapat berkat dari Tuhan kita, Elohim, Allah yang Maha Suci dan Maha Agung. Lanjutkanlah perjuangan ini hingga dunia benar-benar terberkati.”

Dan keniscayaan pidato itu sekarang ada di depan mata kita. Tidak usah jauh-jauh: Di Layar Kaca Perfilman Indonesia.

Di depan mata anak-anak kita yang mengantri tiket untuk menonton film Indonesia dan Amerika tapi mensisipkan faham kabbalah, theosofi, hingga ateisme.

Semuanya dikemas secara menghibur, dan diam-diam menikam Islam. Selamat Datang di dunia konspirasi kawan.

Yahudi memang memiliki banyak cara menjauhkan umat Islam dari agamanya. Kita dahulu masih melihat film-film Indonesia mengobral cinta utopis belaka. Namun seiring trend dan laju liberalisme yang pesat, tengoklah kita bisa menyaksikan deretan film-film yang menyudutkan Islam tanpa melihat akar persoalan. Dan tak jarang cover film-film ini dipenuhi deretan award dari kontes Film Internasional.

Melecehkan Islam
Film "3 Doa 3 Cinta" (2008), misalnya, film besutan Nurman Hakim ini meraih penghargaan Grand Prize of the International Jury pada International Festival of Asian Cinema Vesoul, Perancis. Menurut Nurman Hakim dan Nan Achnas, salah satu juri dari India yang trauma terhadap kejadian penyanderaan di Mumbai mengucapkan terima kasih atas film tersebut karena mengingatkan pentingnya menjaga kerukunan dan saling menghormati keyakinan yang berbeda.

Padahal film ini begitu menyudutkan pesantren. Dikisahkan salah seorang pengajar di pesantren melakukan homoseksual dengan santrinya. Tidak hanya itu, ada pula adegan ciuman serta prilaku tak senonoh seorang santri saat mengintip tubuh anak perempuan sang kyai.

Terakhir, Nurman Hakim malah membesut Film terbarunya Khalifa (2010). Film ini menurut pengamatan penulis tidak imbang menjelaskan konteks poligami dan seakan menggring bahwa wanita bercadar bersuamikan teroris. Padahal banyak pula wanita bercadar di Indonesia tidak menyetujui tindak terorisme.

Pluralisme Agama
Walhasil media menyudutkan Islam melalui media layar lebar bisa beragam cara. Invasi media liberalisme sangat terasa setelah Film Perempuan Berkalung Sorban (PBS) melayangkan kontroversi. Akan tetapi, Hanung Bramantyo, sang sutradara, tak lama lagi akan melahirkan film yang lebih heboh dari PBS. Sebuah film dengan gambar besar kalimat tanda tanya dilanjutkan dengan ungkapan “Masih Pentingkah Kita Berbeda” akan rilis di Bioskop-bioskop Indonesia mulai 7 April 2011 ini.

Dari tampilan gambar yang disajikan dalam trailernya, tampak sebuah gereja, masjid, dan kelenteng bergantian hadir. Namun dibalik tampilan tempat ibadah berbagai agama itu ada ucapan yang nantinya kita akan faham bahwa mau dibawa kemana arah film ini. Simaklah, bait yang dilontarkan oleh seorang aktor tersebut berikut ini:
“Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini.
Dia memilih jalan setapak masing-masing.
Semua jalan setapak itu berbeda-beda,
namun menuju satu jalan yang sama
dan satu tujuan yang sama yaitu Tuhan.”


Menariknya, narasi itu dihembuskan berbarengan dengan adegan seorang wanita Kristiani beribadah di gereja, pemuda ketika tengah mengaji, lalu disambut seorang ibu yang tengah melaksanakan ritual di Klenteng. Ketika kita sambung adegan ini bersamaan dengan kalimat: Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju satu jalan yang sama, dan satu tujuan yang sama yaitu Tuhan, jelas apa pesan yang diinginkan oleh Hanung Bramantyo: Kesatuan agama-agama. Sebuah mitos dari Kabbalah Yahudi untuk menciptakan kedamaian dunia yang kini berubah nama beken seperti Pluralisme Agama, Multikulturalisme, hingga Inklusivisme. Padahal gagasan PAGANIS (Pluralisme, Multikulturalisme, dan Inklusivisme) tak lain adalah upaya melenyapkan agama-agama menuju satu agama saja, yakni Yahudi. Ini termaktub dalam protocol of zion ke 14.





Diupayakan di dunia ini hanya satu agama, yaitu agama Yahudi. Oleh karena itu segala keyakinan lainnya harus dikikis habis. Kalau dilihat di masa kini, banyak orang yang menyimpang dari agama. Pada hakekatnya kondisi seperti itulah yang menguntungkan yahudi.

Gagasan pluralisme jua menjadi trademark Film My Name Is Khan. Film ini rilis tahun 2010 lalu dibawah perusahaan Yahudi Fox Search Light. Menariknya kendati film ini dirilis oleh perusahaan Yahudi, banyak umat muslim terpukau atas aksi Shahrukh Khan.

Film yang banyak dibintangi aktris papan atas India ini dikatakan sebagai sebuah film yang patut diapresiasi oleh umat muslim karena menceritakan seorang mukmin sejati yang memperjuangkan nasibnya di Amerika. Perlakuan diskriminasi, marjinalisasi dan intimidasi penduduk Amerika terhadap muslim pendatang pasca tragedi 11 September disebut-sebut menginspirasi sang sutradara, Karan Johar, untuk membuka mata dunia.

Pertanyaannya adalah betulkah Film My Name Is Khan ditujukan untuk membangkitakan rasa persaudaraan dan simpati terhadap umat muslim atau ini hanya sebuah alih-alih dari misi sesungguhnya, yakni doktrinasi pemahaman Pluralisme Agama? Apakah kita yakin, Fox Search Light yang notabene adalah jaringan bisnis Zionis dalam dunia hiburan memiliki niat tulus untuk mensyiarkan agama Islam di muka bumi? Dan masuk logikakah Zionis yang selama ini justru tertawa melihat umat Islam tersudut dalam tragedi 9/11, bangkit lalu menyatakan penyesalannya dan menggantikan penyesalan itu dengan menelurkan film ini? Mari kita cermati baik-baik.

Dalam Film berdurasi 160 menit itu, Khan kecil, digambarkan hidup dalam situasi penuh konflik antara agama Islam dan Hindu. Saat itu ia mendengar sekelompok umat muslim tengah marah, dengan mengatakan, “musnahkan dan hancurkan….”. Mendengar suara-suara penuh amarah itu, Khan kecil selalu mengulangnya sampai tiba di rumah.

Ibu Khan sangat kaget dan melarang Khan berbicara seperti itu. Maka sang Bunda memberikan pelajaran yang akan mengubah seluruh jalan hidup Khan selanjutnya, dengan mengatakan kepada Khan kecil, “Di dunia ini hanya ada dua perbedaan, yaitu kebaikan dan kejahatan. Baik, manakala seseorang berbuat kebaikan, dan Jahat manakala seseorang berbuat kejahatan, jadi tidak ada Muslim dan Hindu”.

Jika kita tidak cermat membacanya, Film ini bisa merusak aqidah dan mengantarkan penonton pada kesimpulan bahwa standar kebaikan dan keburukan terletak pada nilai-nilai kemanusiaan. Akhirnya dengung ini sekarang menggema di seantero dunia lewat ungkapan: lebih baik menjadi humanis daripada relijius tapi jahat. Lebih baik tak bertuhan, daripada beragama tapi tak manusiawi.

Hamid Fahmi Zarkasy, dalam tulisannya Religius-Humanis, mengatakan bahwa di Barat memang telah terjadi perubahan orientasi masyarakat dari teosentris (Tuhan sebagai pusat) menjadi anthroposentris (manusia sebagai pusat). Dengan doktrin empirisisme, Tuhan dianggap tidak riel, sedangkan manusia begitu riel dan kasat mata. Membela Tuhan, mementingkan Tuhan, menghormati Tuhan atau mensucikan Tuhan dianggap sia-sia dan tidak ada gunanya. Sebab dalil orang-orang Humanis persis dengan para pengusung PAGANIS: “Tuhan tidak perlu dibela karena sudah Maha Kuasa”.

Selain film Tanda Tanya, sebelumnya nuansa pluralisme agama juga hadir dalam film “3 Hati, Dua Dunia, Satu Cinta.” Lewat Film yang disutradari Benni Setiawan ini, dikisahkan jalinan cinta antara Rosid dan Delia terjadi kala mereka masih menjadi mahasiswa di sebuah kampus. Ketertarikan antara Rosid dan Delia bermula dari karakter yang dimiliki masing-masing. Rosid adalah pemuda nyentrik dengan rambut kribo yang ingin menjadi penyair. Sedangkan Delia adalah pemudi manis dan cenderung pendiam yang kepincut dengan syair-syair Rosid.

Namun cerita cinta keduanya terhalang jurang yang tidak bisa mereka lalui. Mereka berbeda agama. Rosid berasal dari keluarga Arab-Betawi Muslim yang kuat memegang kuat tradisi. Dan dalam diri Delia mengalir darah Manado yang Katolik. Cerita makin dramatis ketika orang tua mereka tidak menyetujui jalinan cinta terlarang itu. Namun perbedaan itu tidak menghalangi mereka untuk melanggengkan cinta diantara keduanya.

Jadi di film ini, bahwa agama memang sudah tidak lagi menjadi persoalan penting dan prioritas dalam mengarungi bahtera rumah tangga seperti kata Madame Balavatsky, pengusung theosofi, bisa jadi betul. Sebab Agama sudah tidak dianggap relevan sebagai sebuah prinsip, apalagi prinsip cinta. Padahal Allah jelas memberi tuntunan bagi kita dalam memilih pasangan yang baik.

Firman Allah SWT (yang artinya): “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (QS. Al-Baqarah [2] : 221)

“Kafir di Bioskop”
Makar zionis yang melalaikan umat Islam lewat film-film Holywood, ternyata kini berada di atas angin. Sebab saat ini, mereka tidak usah pusing-pusing mengobrak-abrik Islam lewat tangan mereka sendiri. Saya jadi teringat ucapan Nirwan Syafrin, Ustadz muda lulusan Malaysia yang kini aktif membendung faham liberalisme Islam di Indonesia. Ia pernah berujar, “Dulu kita masih kafir dengan dibiayai (beasiswa) mereka, sekarang kita kafir dengan biaya sendiri”. Saya lantas termenung dan bergumam dalam hati, “Bahkan kita dikafirkan masal dalam sebuah gedung bioskop.” Ironis.
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra’ [17] : 36). Insya Allah bersambung

Sumber

Film Dokumenter Yang Mengupas Tentang Illuminati/Freemason

1. PHASE3

Film seri dokumentar lanjutan dari pembuat film "The Arrivals". Film ini Insya Allah akan membangunkan dunia, dan menyatukan orang-orang dari setiap negara, agama, budaya atau kepercayaan, untuk berdiri bersama melawan ketidakadilan.

Imran Hosein adalah "sarjana pengetahuan filosofis yang langka, orisinal, bersemangat dan kreatif". Berkaitan dengan subjek "Dajjal", tanda-tanda akhir jaman, dan analisis zaman modern kita ini, tulisan dan ceramah-ceramah Imran Hosein mandapat peringkat di antara karya-karya zaman ini yang paling terkemuka dan terhormat. Diluar dari, Apakah Anda setuju dengan analisisnya atau tidak, karya-karyanya layak mendapatkan penghormatan dan perhatian kita.



2. THE ARRIVAL


Film Dokumenter yang mengupas tentang tiga Agama (Islam, Kristen dan Yahudi) tentang Turunnya Nabi Isa as / Jesus, Imam Mahdi, dan Antichrist / Anti Kristus / Dajjal yang meningkatkan kewaspadaan terhadap apa yang sebenarnya sedang terjadi di sekeliling kita.

Sebuah konspirasi besar yang tak terpikirkan sebelumnya. Mulai dari filosofi dibangunnya Hollywood, kejadian 9-11, fenomena UFO, trend penggunaan uang digital (paypai), hingga permainan di balik kekuasaan Vatican dan munculnya kelompok-kelompok ekstrim kanan.






Sumber

Tips Membuat Naskah Skenario Film Yang Menarik

 
 
Penulis scenario film, Adenin Adlan mengungkapkan bahwa penulis skenario harus bisa membuat skenario sesuai dengan kebutuhan sutradara. “Adakalanya naskah novel yang panjang harus diringkas untuk bisa menjadi tayangan film berdurasi 1,5 jam. Tapi adakalanya naskah cerpen yang hanya 1,5 halaman harus dikembangkan sedemikian rupa sampai akhirnya menjadi puluhan lembar naskah film,” ujar Adenin, yang diantaranya telah membuat scenario untuk film “Rumah Tanpa Jendela” ini.

Berikut ini tips bagaimana membuat naskah scenario film yang menarik, ala Adenin Adlan:

1. Tahap Pertama: Yang pertama kali dilakukan ketika akan membuat scenario film adalah membuat synopsis. Begitu selesai , penulis scenario akan terus bergerak untuk mengembangkan plot yang merupakan scenario tanpa dialog. Setelah itu, barulah proses membuat scenario mendapat tambahan dialog sampai akhirnya scenario tersebut diantarkan kepada sutradara.
2. Tahap Kedua: Salah satu tahapan yang paling penting dalam pembuatan naskah scenario adalah membuat plot film, yakni menyusun urutan golden scene. Adenin menuturkan, golden scene adalah penentuan adegan-adegan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi adegan andalan. Bisa membuat para penonton tertawa, menangis, terkejut bahkan ketakutan di sepanjang durasi film berlangsung, bergantung pada efek yang ingin ditampilkan.
3. Tahap Ketiga: Usai Golden Scene yang dikumpulkan dinilai cukup untuk membuat penonton duduk menyimak film, selanjutnya proses pembuatan scenario yang sudah setengah jalan ini bisa dibilang sudah selesai. Dan proses selanjutnya, penulis naskah tinggal melengkapi keseluruhan dialog dan membuatnya menjadi senjata untuk membangun sebuah film.

Lain-lain

Swastika Nohara, penulis skenario Hari Ini Pasti Menang (HIPM) menceritakan pengalamannya kepada pembaca Citizen6.com

Bagaimana ceritanya sampai bisa menulis skenario Film Hari Ini Pasti Menang?

Sebelum menulis skenario film Hari Ini Pasti Menang, saya sudah menulis skenario film Mbak Lastri untuk PH yang sama yakni Bogalakon Pictures. Sayangnya film Mbak Lastri yang sudah selesai shooting ini tidak jadi tayang. Bogalakon kembali menugaskan saya menulis skenario film Hari Ini Pasti Menang, sebuah sport-drama tentang timnas Indonesia setelah lolos ke Piala Dunia 2014 di Brazil. Mengkhayal? Memang iya! Hahahaha... Selain gemerlapnya dunia sepak bola, film ini juga membahas sisi gelap permainan sepak bola di Indonesia, termasuk soal judinya.

Pengalaman menarik selama mengerjakan skenario Film Hari Ini Pasti Menang?

Dalam proses riset film Hari Ini Pasti Menang, saya bertemu dan wawancara santai seorang bandar judi kelas kakap. Dari dia lah saya belajar soal seluk-beluk judi bola di Indonesia, termasuk istilah-istilah khusus yang dipakai. Saya sempat bengong pas mendengar cerita betapa mudahnya para high rollers itu mempertaruhkan uang dan aset bernilai milyaran rupiah hanya untuk sebuah pertandingan sepak bola!!! Gila! Bagi saya, uang milyaran rupiah itu kayak tabungan seumur hidup!! Sementara sang bandar malah tertawa ngakak melihat ekspresi bengong saya. Wah, kena deh saya ditertawakan bandar... hahahaha...

Apa tantangan menulis scenario Film tersebut?

Bulan April nanti, film Hari Ini Pasti Menang akan tayang di bioskop, terus terang sekarang saya deg-degan menanti bagaimana respon penonton. Sebagai penulis, enaknya adalah kita bisa move-on ke project film selanjutnya meskipun film ini belum rilis. Sekarang saya sedang menulis skenario film Cahaya Dari Timur yang akan shooting di Desa Tulehu, di dekat Ambon. Selain menulis skenario, saya juga mengajar part time di jurusan film Binus International, semester ini untuk mata kuliah Film Production

Sekarang boleh dibilang salah satu impian masa kecil saya mulai terwujud. Sejak SD saya sangat suka membaca buku-buku fiksi karya Enid Blyton dan Alfred Hitchock, dan bermimpi suatu saat saya juga menulis karya fiksi yang bisa dinikmati orang banyak.

Bagaimana awalnya sampai menjadi penulis naskah/ skenario seperti sekarang?

Sebenarnya saya sudah mulai menulis naskah atau skenario film dokumenter pendek sejak bekerja sebagai reporter & anchor TV. Kemudian saya resign dari pekerjaan tersebut dan mendapat beasiswa British Chevening untuk mengambil program Master di London, dan disinilah saya sering mengikuti kelas penulisan skenario meskipun statusnya sebagai mahasiswa sit-in (tidak masuk SKS karena saya ambil jurusan lain).

Ada alasan khusus kenapa memilih menjadi penulis naskah?

Ketika itu saya sudah mulai menulis skenario fiksi untuk FTV. Setelah kembali ke Jakarta, saya terpilih ikut work shop penulisan skenario dengan tutor Tom Abrams, seorang penulis skenario dari Hollywood. Disinilah kami mendapatkan banyak hal tentang penulisan skenario, dan mendapat bimbingan intensif. Seluruh peserta workshop ditantang mengembangkan kerangka skenario dan Tom selalu saja berhasil menemukan cara untuk membuat cerita kita lebih menarik.

Saya berangkat dari dunia jurnalistik TV yang dituntut untuk memikirkan aspek visual sejak awal menulis. Kebiasaan berpikir visual ini terus terbawa sehingga saya merasa menulis skenario adalah outlet yang pas dibandingkan bidang penulisan fiksi yang lain.

Apa kesyikan menulis skenario, dibanding dengan menulis cerita fiksi lain, cerpen, novel?

Terus terang saya belum pernah menulis novel dan cerpen. Salah satu tantangan menulis skenario adalah kita harus bisa bekerja dalam tim, karena proses kreatifnya selalu melibatkan sutradara dan produser. Rasanya puas sekali kalau di meeting produksi, sutradara terlihat excited saat membahas skenario yang saya tulis. Kadang penulis harus bersedia kompromi, in a good way, misalnya terkait budget produksi. Keterlibatan produser juga 'memaksa' saya menyelesaikan skenario dalam tenggat waktu tertentu, dan ini bisa jadi tantangan tersendiri. Satu hal penting adalah lancarnya komunikasi dan terbuka menerima masukan selama proses menulis skenario.

Lebih personal, apa kegiatan atau kesibukan lain?

Selain skenario film, tahun ini untuk pertama kalinya saya menulis naskah komik, bersama Estu Ernesto. Judul komiknya GO8, ilustrasinya dikerjakan tim Makko. Sekarang sudah selesai dicetak dan segera beredar di outlet-outlet Seven Eleven di Jakarta. Komik kok jualannya di minimarket? Agak aneh ya. Hahaha... kami memang suka sesuatu yang berbeda. (KW)

*Karmin Winarta adalah pewarta warga


Sumber

Film Bisu


Silent Film
Yang dimaksud dengan film bisu (silent film) adalah film yang dibuat tanpa menggunakan perekaman suara terutama dalam dialog. Penonton “dipaksa” untuk memahami alur cerita itu melalui gerakan tubuh dari pemain film dan tulisan yang muncul disela-sela gambar seperti layaknya baca komik dyang isinya beberapa dialog dari film tersebut.
Sedangkan ilustrasi musik film tersebut dimainkan secara langsung bersamaan dengan diputarnya film, biasanya secara solo (hanya terdapat pemain piano/organ) atau sebuah mini orkestra. Mereka memainkan irama musik itu disesuaikan dengan adegan-adegan yang nampak pada layar.

Sekilas Tentang Sejarah Sinema


cinematographe.jpglumiere.jpg
Sejarah awal sinema diawali dengan digunakannya Cinematographe milik Lumiere bersaudara yang merupakan modifikasi dari alat Kinetoscope ciptaaan Thomas Alfa Edison.
Kalau sebelum nya menonton film dilakukan dengan cara mengintip gambar bergerak dari satu lobang secara bergantian, maka Cinematographe menandai dimulainya era pertunjukan film yang bisa dilihat untuk orang banyak. Pada tahun 1895 tepatnya tanggal 28 Desember untuk pertama kalinya puluhan orang berada didalam satu ruangan menonton film yang diproyeksikan ke sebuah layar lebar. Lumiere bersaudara menyewa sebuah ruang bilyard tua di bawah tanah di Boulevard des Capucines – Paris yang kemudian dikenal sebagai ruang bioskop pertama didunia. Tempat itu kemudian dinamakan Grand Cafe yang tiba-tiba menjadi begitu populer di Eropa. Ribuan orang berbondong-bondong ingin menonton film buatan Auguste dan Louis Lumiere. Saat itu pengalaman menonton film dalam sebuah ruangan adalah suatu hal yang sama sekali baru bagi orang-orang pada waktu itu.
pic_kinetoscope.gifpic_edison-1847-1931.gif
Thomas Alfa Edison (1847 – 1931)
jazz-the-singer-1927.jpg
jazz3.gif
Setelah itu ada banyak upaya untuk membuat film, tetapi masih kategori film bisu. Pada masa film bisu, pertunjukan film umumnya diiringi dengan musik secara langsung sebagai ilustrasi musiknya.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1927 seorang sutradara bernama Alan Crosland untuk pertama kalinya membuat film The Jazz Singer dengan menyajikan secara lengkap musik, nyanyian, serta dialog. Walau masih dalam format warna hitam putih.

Perkembangan film di Indonesia yang menyajikan unsur gambar dan suara yang menjadi satu sendiri diawali dengan diproduksinya film berjudul Terpaksa Menika, dengan sutradara, Penata Fotografi, dan Suara oleh G. Krugers pada tahun 1932.
Pada waktu itu promosi film tersebut adalah “100% bicara, musik, dan nyanyi. Lebih terang, bagus, kocak, dan ramai dari Njai Dasima…”
Tahun 1952 adalah awal sebuah produksi film berwarna pertama Indonesia yang berjudul Rodrigo de Villa (sutradara Gregorio Fernandez & Rempo Urip), Director Of Photography E. ROSALES, Composer Q. VELASCO.
Dengan para pemain RD Mochtar, Netty Herawati, Rendra Karno, Darussalam, Sukarsih, Nana Mayo, Astaman, Awaludin, Djuriah, A. Hadi, H. Asby, dan Pete Elfonso.
Seluruh produksi film tersebut dikerjakan di Studio LVN Manila – Filipina.
Setelah itu mulai dari tahun 1968 barulah muncul film-film format warna dalam produksi perfilman Indonesia.

Era Video

Lebih dari seratus tahun kemudian teknologi perfilman telah berkembang pesat. Dengan ditemukannya Video yang unggul dari segi kemudahan. Video dapat merekam suara dan gambar dalam satu medium pada saat yang sama. Kelebihan lainnya bobot dari kamera video itu sendiri lebih ringan dan mudah dioperasikan.
Jenis
Ada beberapa jenis film (genre) yaitu fiksi dan non fiksi. Yang termasuk dalam jenis film non fiksi adalah film dokumenter. Film dokumenter bisa berisi tentang alam dan manusia dengan cara hidupnya yang beragam.
Sedangkan untuk jenis film fiksi mencakup drama, suspense atau action, science fiction, horo, dan film musikal.
Dari segi durasi film bisa dikelompokkan menjadi film panjang dan pendek. Film panjang biasanya berdurasi 60 menit atau lebih. Sedangkan film pendek durasinya kurang dari 60 menit.
Bagi para pemula di bidang perfilman tentunya akan lebih mudah untuk berlatih dalam membuat sebuah film pendek terlebih dahulu. Sebagai contoh Rudi Soedjarwo dan timnya mengawali debutnya dengan membuat film pendek berjudul Bintang Jatuh dan Tragedi.
The Lumiere Brothers’ – First films (1895)
La Mer (The Sea) Penayangan perdana di Grand Cafe – Paris

Cover - Cover film yang sama

CITY OF ANGELS - CINTA TIA MARIA

8 FILMS TO DIE - HANTU PUNCAK DATANG BULAN
 

 THE SKELTON KEY - KALA

WHERE THE TRUTH LIES - RAYUAN ARWAH PENASARAN
 
CLOSER - RASA
 

HOT CHICK - NAMAKU DICK
 

DRIVE ANGRY - DEDEMIT GUNUNG KIDUL
 

THE SLEEPING DICTIONARY - LOVE IS CINTA
 

BELU CUKUP UMUR - THE TIME TRAVELERS WIFE
 

GET MARRIED 2

PUTIH ABU-ABU DAN SEPATU KETS

PRIDE & PREJUDICE - SELAMANYA
 

Employee of the month & Best Friend?
 

Freddy VS Jason & Pocong VS Kuntilanak
 

Fanaa & Ayat-Ayat Cinta
 Lost & Pulau Hantu 2

Heirloom & Tali Pocong Perawan