Contoh:
Bedjo van Derlaak. Siapa yang bagaimana?
Seorang tentara Indonesia menghadapi situasi sulit saat bertemu dengan seorang tentara Belanda yang pada saat itu juga harus membantu seorang perempuan hamil untuk melahirkan.
Kita tahu bahwa Indonesia dan Belanda bermusuhan. Itu sudah menjadi sebuah konflik. Sepertinya konflik yang biasa. Bagaimana kalau ditingkatkan menjadi “ketika mereka bertemu dan saling bermusuhan pada saat itu juga mereka harus menyelamatkan seorang perempuan hamil”. Konflik menjadi semakin tajam dan tidak biasa.
Romeo dan Juliet. Siapa yang bagaimana?
Seorang pemuda bernama Romeo dari keluarga Montague bercinta dengan seorang gadis bernama Juliet dari keluarga Capulete yang saling bermusuhan turun-temurun.
Dapat dilihat adanya konflik besar yang sulit terpecahkan. Kedua keluarga pasti akan menentang percintaan Romeo dan Juliet, tetapi Romeo dan Juliet tidak bisa dipisahkan lagi.
Kita ambil contoh lain untuk melihat bagaimana konsep singkat ini dibahas dari sudut pandang lain. Umpamanya, Asrul Sani sedang menyiapkan cerita “Naga Bonar”. Lalu kita tanya pada Asrul Sani, ini cerita tentang “Siapa yang bagaimana?” Jawabnya bisa begini:
- Tentang “Seorang jendral laskar buta huruf, yang jatuh cinta pada gadis elit.”
- Tentang “Seorang jendral laskar buta huruf, yang Perjuangannya lebih sungguh-sungguh dibanding pejuang terpelajar”.
H.Misbach Yusa Biran. Teknik Menulis Skenario Film Cerita. Jakarta, PT Dunia Pustaka Jaya, 2006